Senin 12 Feb 2018 22:51 WIB

Persiapan Asian Games, Angkat Besi Jalani Pelatnas di Korea

Korea Selatan dipilih karena memiliki fasilitas yang lebih baik.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Ratna Puspita
LIfter Indonesia Eko Yuli Irawan melambai usai melakukan angkatan clean and jerk pada nomor putra 62 kg 18th Asian Games Invitation Tournament di JiExpo, Jakarta, Ahad (11/2).
Foto: ANTARA FOTO/Fanny Octavianus
LIfter Indonesia Eko Yuli Irawan melambai usai melakukan angkatan clean and jerk pada nomor putra 62 kg 18th Asian Games Invitation Tournament di JiExpo, Jakarta, Ahad (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim nasional angkat besi Indonesia dijadwalkan melakoni pemusatan latihan di Korea Selatan pada Juni 2018 sebagai persiapan menuju Asian Games 2018. Korea Selatan dipilih sebagai tempat pemusatan latihan karena memiliki fasilitas yang lebih baik dari pada di tanah air. 

Pelatih tim nasional angkat besi Indonesia Supeni mengungkapkan alasan lainnya, makanan di Korea Selatan tidak jauh berbeda dari Indonesia. Rencananya, pemusatan latihan tersebut akan dilakukan selama 30 sampai 40 hari, sebelum Asian Games. 

Asian Games 2018 digelar di Palembang dan Jakarta pada 18 Agustus hingga 2 September mendatang. “Jadi dari sana kami langsung bertanding," katanya, Senin (12/2). 

Supeni mengungkapkan, awalnya timnas angkat besi juga berencana melakukan latihan di Jepang. Pemerintah setempat memang menawarkan latihan menjelang Olimpiade 2020 di Tokyo. 

Namun, dia mengatakan, perjanjian kerja sama belum selesai dilakukan hingga enam bulan sebelum Asian Games. “Karena perjanjian kerjasamanya belum ada MoU, jadi ada kemungkinan baru bisa kami dapatkan tahun depan, kalau untuk Asian Games ini konsentrasinya di Korea," kata Supeni. 

Cabang olahraga angkat besi menjadi salah satu andalan Indonesia untuk meraih medali emas pada Asian Games 2018. Pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Indonesia mengantongi medali perak lewat Sri Wahyuni Agustiani dan perunggu melalui Eko Yuli Irawan.

Pada penyelenggaraan Turnamen Invitasi Asian Games 2018, Indonesia meraih enam medali emas, termasuk dua dari atlet muda. Keduanya, yakni Nurul Akmal dan Melinda Gusti. Supeni pun mengaku terkejut dengan keberhasilan dua lifter tersebut. 

Dia menerangkan Nurul yang berusia 24 tahun baru masuk Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Angkat Besi pada tahun lalu sedangkan Melinda yang berusia 17 tahun baru tahun ini. 

Supeni berharap ada kerja sama antara pemerintah dan Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI) untuk mendorong regenerasi atlet. "Harapannya sih PB PABBSI bersenergi dengan pemerintah untuk melakukan regenarasi yang lebih matang lagi, lebih cepat lagi, seperti Melinda ini langsung kami tarik dari daerah," kata Supeni.

Supeni mengatakan tim pelatih memang masih akan memprioritaskan atlet-atlet elite mereka. Namun, tidak menutup kemungkinan ada perubahan skuat kalau atlet-atlet muda bersaing. 

"Hanya sementara kami konsentrasi di atlet elit dan jangka panjang untuk yang tim pelapis," kata Supeni.

Karena itu, dia mengatakan, PB PABBSI menjadikan turnamen invitasi ini sebagai ajang mengoleksi data untuk melihat kekuatan Indonesia. Selain itu, data juga digunakan untuk melihat posisi Indonesia dalam persaingan pada Asian Games mendatang. 

"Data inilah yang akan digunakan untuk melihat dimana yang harus kami tingkatkan dan posisi kami di Asian Games nanti," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement