REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Pada 1925, ketika Raja Ali takluk kepada dinasti Saudi, Raja Saud meminta supaya orang-orang besar, para tokoh ulama Betawi, dibebaskan.
Pada 1939 jamaah haji Indonesia tidak bisa kembali ke Tanah Air, karena zona laut pada awal perang dunia ke-II itu dinyatakan sebagai daerah peperangan. Raja Saud memberikan izin kepada para jamaah Indonesia untuk bermukim di negaranya.
Pekojan, di Jakarta Barat, tidak pelak lagi merupakan pusat intelektual Islam. Syaikh Junaid Al-Betawi, misalnya, dilahirkan di kampung Arab ini. Ridwan Saidi, yang ikut memberikan ceramah, menyatakan, Syaikh Nawasi dan Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi adalah murid Syaikh Junaid Al-Betawi.
Pekojan juga melahirkan banyak ulama. Antara lain, mualim Roji’un, dan Kiai Syamun. Termasuk guru Mansyur dari Kampung Lima yang pada masa revolusi fisik masjidnya ditembaki NICA, karena memasang bendera merah putih. Bahkan guru Mansyur berseru kepada penduduk, ”Betawi, rempug.”