Jumat 04 Mar 2016 07:00 WIB

Riwayat Berdirinya Jamiatul Kheir, 'Anak Kandung' Kesultanan Ottoman

Pendiri Jamiatul Kheir
Foto: IST
Pendiri Jamiatul Kheir

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Mendatangi Pekojan berdekatan dengan China Town di Glodok, Jakarta Barat, saya mendapati makin menciutnya jumlah keturunan Arab di kampung ini. Padahal, sejak abad ke-19, pemerintah kolonial menjadikan Pekojan sebagai kampung Arab.

Bila pada awal 1950-an, sekitar 90 persen penghuninya adalah warga Arab, keadaannya kini berbalik. Mereka tinggal sekitar 10 persen, bahkan kemungkinan terus berkurang. Selebihnya, sebagian besar warga Cina.

Meski begitu, peninggalan-peninggalannya masih bisa kita jumpai, seperti masjid dan gedung-gedung tua bergaya Moor. Kita juga masih mendapati rumah bekas tempat tinggal Kapiten Arab.

Sejarawan Sagimun MD dalam buku Jakarta dari Tepian Air ke Kota Proklamasi menyebutkan, di Pekojan pada 1901 berdiri organisasi dan perkumpulan Jamiatul Kheir. Perkumpulan ini kemudian melahirkan tokoh-tokoh dan pemimpin-pemimpin pergerakan Islam yang terkenal, seperti KH Ahmad Dachlan (Muhammadiyah), HOS Tjokroaminoto (Sarikat Islam), dan H Agus Salim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement