Senin 25 Sep 2017 21:12 WIB

Naskah Kito Mengko Medium Meramal Zaman Dulu

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ratna Puspita
Beragam koleksi naskah kuno dipamerkan dalam Festival Naskah Nusantara III di Auditorium Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, pada Senin (25/9).
Foto: Republika/Andrian Saputra
Beragam koleksi naskah kuno dipamerkan dalam Festival Naskah Nusantara III di Auditorium Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, pada Senin (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Beragam koleksi naskah kuno dipamerkan dalam Festival Naskah Nusantara III di Auditorium Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, pada Senin (25/9). Salah satu yang menarik banyak pengunjung yakni naskah kita mangko yang dimiliki Museum Kembang Putih, Tuban, Jawa Timur.

Edukator Museum Kembang Putih Rony Firman Firdaus menjelaskan naskah kita mangko merupakan ramalan yang ditulis menggunakan aksara jawa baru pada media lontar abad ke-17. Terdapat 72 lontar yang masing-masing bertuliskan ramalan berbeda-beda. 

Dia mencontohkan Jinujung Drajat Kita Mengko yang bermakna seseorang yang diramal akan naik derajatnya dan LamppahebMangging Bencana Kita Mengko yang bermakna orang yang diramal akan mendapat bencana. “Kami tak tahu persis bagaimana penggunaanya, tapi ramalan ini berdasarkan hari kelahiran atau pakuwon jakun,” kata Rony. 

Menurut dia, terdapat versi lebih tua lainnya dibanding ramalan kita mengko yang ditulis pada lontar. Dia menjelaskan, ramalan kite menge yang dimiliki perpustakaan nasional lebih tua dibanding ramalan kito mengeko. Sebab, ramalan kite mengke ditulis dalam bahasa sansakerta pada media bambu. 

“Kalau kito mengko dengan bahasa jawa ini sudah ada pengaruh Islam, kalau kite mengke penyebutan Tuhan pada ramalan masih menggunakan Dewata,” katanya. 

Selain naskah tersebut, Museum Kembang Putih juga memamerkan koleksi lainnya seperti Alquran Kuno yang ditulis di media daluang (kain atau kertas dibuat dari kulit pohon) pada abad ke-18. Alquran yang diperoleh dari warga Perunggahan Kulon, Tuban, itu memiliki keunikan lantaran judul surat ditulis pada bagian akhir surat dengan posisi di tengah-tengah ayat akhir. Selain itu, setiap akhir ayat hanya diberi tanda titik. 

Festival Naskah Nusantara III diikuti 21 institusi yang memamerkan berbagai koleksi naskah kuno. Selain pameran kolekso naskah kuno, pengunjung juga bisa mengikuti seminar, bedah buku hingga pagelaran seni musik tradisional. Festival nasah Nusantara III ini berlangsung hingga Jumat (29/9).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement