Senin 06 Jun 2016 19:07 WIB
Kelahiran Sukarno

Amerika Kita Setrika, Inggris Kita Linggis!

Mantan presiden Soekarno
Foto: Life
Mantan presiden Soekarno

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wartawan Republika, Karta Raharja Ucu

Sukarno memiliki hobi unik. Berteriak. Meski sedang sakit, ia selalu berusaha tampil prima di depan rakyatnya. Semangatnya bergelora, pidatonya menyulut semangat massa.

Salah satu pidato yang membuat bergidik adalah tentang perlawanannya terhadap PBB, Amerika Serikat, dan Inggris. "Persetan dengan PBB! Amerika kita setrika! Inggris kita linggis!"

"Saudara saudara, musuh kita yang terbesar yang selalu merusakan keselamatan dan kesejahteraan Asia dan Indonesia ialah Amerika dan Inggris. Oleh karena itu, didalam peperangan Asia Timur Raya ini, Maka segenap kita punya tenaga, punya kemauan, punya tekad harus kita tunjukan kepada hancur leburnya Amerika dan Inggris itu."

"Selama kekuasaan dan kekuatan Amerika dan Inggris belum hancur lebur, maka Asia dan Indonesia tidak bisa selamat. Oleh karena itu, semboyan kita sekarang ini ialah hancurkan kekuasaan Amerika dan hancurkan kekuasaan Inggris. Amerika kita setrika! Inggris kita Linggis! Go to hell with your aid!"

Pada  20 Januari 1965 Bung karno menarik Indonesia dari keanggotaan PBB. Itu karena ketidakbecusan PBB dalam menangani persoalan anggotanya termasuk konflik Indonesia-Malaysia.

“Malaysia kita ganyang. Hajar cecunguk Malayan itu! Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu," kata Sukarno saat Indonesia berkonfrontasi dengan di negara boneka bernama Malaysia.

Bagi sebagian kepala negara, langkah Bung Karno keluar dari PBB dianggap nekat. Tapi Bung Karno membuktikan jika Indonesia mampu berdikari. Bahkan, Sukarno membentuk Converensi kekuatan baru (Converence of new emerging force/Conefo). Conefo dibentuk Sebagai alternatif persatuan bangsa bangsa selain PBB pada 1966. Langkah tegas Bung Karno langsung mendapat dukungan banyak negara khususnya Asia, Afrika, Amerika Selatan bahkan sebagian Eropa.

Sebagai tandingan Olimpiade, Bung Karno bahkan menyelenggarakan Ganefo (Games of the new emerging forces) di Senayan, Jakarta pada 10-22 November 1963. Pesta olahraga itu tak main-main. Bahkan diikuti 2.250 atlet dari 48 negara Asia, Afrika dan Amerika Selatan dan diliput 500 wartawan asing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement