Rabu 13 Jul 2016 07:00 WIB

Pangeran Diponegoro, Perang Jawa, dan Kelicikan Belanda

Pangeran Diponegoro

Perang yang dilancarkan Diponegoro tidak sedikit menelan biaya dan korban baik di pihak Belanda maupun prajurit Islam. Pihak Belanda yang jadi korban 15 ribu orang, termasuk 8.000 tewas.

Di pihak pasukan Diponegoro 20 ribu prajurit gugur. Sedang rakyat sekitar 180 ribu orang tewas. Selama lima tahun peperangan Belanda harus mengeluarkan uang 20 juta gulden, suatu jumlah tidak kecil artinya bagi kas negeri yang memang sudah gawat keadaannya.

Saat perang Diponegoro itulah De Javasche Bank didirikan 4 Januari 1828. Tanpa dukungan cadangan emas De Javasche Bank mengeluarkan uang kertas dan meminta masyarakat menukarkan uang emasnya.

Tentu saja masyarakat tidak percaya dan lebih menyimpan uang di bawah bantal sebagai tradisi kala itu. De Javasche Bank berkantor di depan Stasiun Beos, Jakarta Kota. Di tempat bekas rumah sakit militer.

Pada 1953, setelah dinasionalisasi namanya menjadi Bank Indonesia. Yang jadi menteri keuangan saat itu, Mr Sjafrudin Prawiranegara. Kantornya hingga kini masih berdiri megah di Jakarta Kota, sekalipun kantor pusat BI sejak 1980-an dipindah ke Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement