Kamis 23 Jun 2016 07:00 WIB

Batavia Impor Becak untuk Kurangi Pengangguran

Tukang becak antre pembagian sembako di Jombang, Jawa Timur, Kamis (9/7).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Tukang becak antre pembagian sembako di Jombang, Jawa Timur, Kamis (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Menjelang dan awal 1930-an terjadi resesi ekonomi di dunia. Dikenal dengan sebutan Zaman Malaise. Oleh para pejuang kemerdekaan dipelesetkan menjadi "Zaman Meleset".

Seperti juga sekarang, krisis ekonomi dunia ini dampaknya sangat terasa di Hindia Belanda, termasuk Batavia. Ekspor hasil bumi menurun drastis menjadi separuhnya, ribuan buruh menganggur karena di-PHK.

Entah secara kebetulan, dalam situasi suram ini ada yang punya ide cemerlang untuk mengimpor becak. Maksudnya untuk mengurangi penganggur. Becak didatangkan dari Singapura dan Hong Kong.

Tidak diketahui apakah ketika itu bentuknya sudah seperti sekarang. Karena di kedua koloni Inggris, umumnya becak beroda dua (riksaw) ditarik oleh manusia di depannya sambil berlari.

Tidak dijelaskan banyaknya impor becak. Diperkirakan tidak banyak. Karena, setelah beroperasi selama 10 tahun di Batavia, menjelang Perang Dunia II, jumlahnya tidak lebih 100 buah.

Kala itu, belum banyak orang yang ngendom (datang) di Jakarta untuk menjadi penarik becak. Sementara warga sendiri lebih senang naik delman atau sado, dua jenis kendaraan berkuda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement