Ahad 26 Feb 2017 16:04 WIB

Peluru Serdadu Jepang tak Mampu Menembus Tubuh KH Zaenal Mustofa

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Karta Raharja Ucu
KH Zaenal Mustofa, pahlawan asal Singaparna.
Foto:
Cucu pahlawan KH Zaenal Mustofa,Yusuf Mustofa memamerkan senjata yang digunakan kakeknya guna melawan penjajah. Terdapat tiga senjata yaitu pedang warisan kerjaaan Mataram Islam dan dua bilah golok bambu.

Ditangkapnya Kiai Zaenal, kata Yusuf Mustofa bercerita, karena tipu muslihat Jepang. Saat itu kakeknya diundang untuk berunding. Tapi ternyata undangan perundingan itu hanya taktik semata. Jebakan.

"Setelah ada kemenangan, beliau diajak damai oleh Jepang tapi itu ternyata jebakan, mereka dipenjarakan," ujarnya.

Ketika dibawa ke Ciamis, Kiai Zaenal melewati jalan yang kini menjadi jalan tempat namanya diabadikan. Yusuf menyebut di sepanjang jalan itulah kakeknya disiksa.

Kiai Zaenal saat itu diseret menggunakan mobil. Meski disiksa, Kiai Zaenal tak kunjung meninggal. Bingung dengan kejadian itu, pihak kolonial Jepang memenjarakan Zaenal Mustofa di Sukamiskin, Bandung lalu ke Ancol, Jakarta. Ternyata di Ancol lah, sang pahlawan menemui akhir perlawanannya pada 28 Maret 1944.

"Dibawa ke Ancol untuk dikubur hidup-hidup bersama 17 santrinya," ucapnya.

Setelah puluhan tahun jasadnya bersemayam di Ancol, pihak keluarga memindahkan jenazahnya pada 1973. Keluarga sempat kaget ketika makam dibongkar karena jenazah masih dalam kondisi utuh dalam posisi berdiri sebagaimana saat dikuburkan hidup-hidup.

Di tahun yang sama pula, Presiden Soeharto menetapkan Zaenal Mustofa sebagai pahlawan nasional. Kini jenazah Kiai Zaenal bersemayam di Taman Makam Pahlawan Sukarame, Kabupaten Tasik bersebelahan dengan ponpes yang didirikan sang pahlawan. Keluarga pun berpesan supaya perjuangan Zaenal Mustofa bisa menjadi tauladan.

Ia berkata, sikap yang menganggap aksi Muslim seperti 212 lalu sebagai tindakan makar mesti dihilangkan. Sebab, aksi Muslim seperti itu merupakan bukti kecintaan terhadap NKRI. "Kami sebagai keluarga mudah-mudahan perjuangan almarhum jadi tauladan tuntunan bangsa karena negara Indonesia bangkit dengan kekuatan Islam. Dalam perjuangan itu juga diniatkan hanya untuk Allah, makanya pertolongan Allah besar," kata dia berpesan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement