Jumat 25 Aug 2017 21:13 WIB

Meraba Strategi Luis Milla Lawan Malaysia

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Israr Itah
Timnas Indonesia U-22
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Timnas Indonesia U-22

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Laga klasik yang mempertemukan timnas Indonesia U-22 melawan Malaysia pada ajang semifinal SEA Games 2017 bakal digelar di Stadion Shah Alam, Selangor, Sabtu (26/8). Namun, pada laga tersebut, Garuda Muda akan kehilangan tiga pilar inti yakni kapten Hansamu Yama Pratama, Muhammad Hargianto, dan Marianus Manewar.

Ketiga pemain tersebut asben pada laga penting akibat akumulasi kartu pada laga melawan Kamboja, Kamis (24/8) kemarin. Padahal masyarakat Indonesia berharap Garuda Muda turun dengan kekuatan penuh saat bertemu Harimau Malay.

Berkaca dari lima pertandingan yang sudah dilalui oleh Indonesia, pelatih Luis Milla Aspas tidak pernah gonta-ganti lini belakang ketika pertandingan berjalan. Terhitung hanya sekali, bek kiri, Ricky Fajrin dikeluarkan untuk digantikan oleh striker Ezra Walian.

Akan tetapi apabila meruntu ke daftar starting IX, setidaknya demi mengisi slot yang ditinggalkan Hansamu Yama, Milla telah mempersiapkannya jauh-jauh hari. Dia adalah Andy Setyo Nugroho, bek yang kerap menggantikarn Ricky Fajrin.

Adapun dengan hilangnya Hargianto, sejumlah prediksi mencuat bahwa lini tengah Indonesia bakal kurang kreatif, meski hal demikian bisa dengan mudah dipatahkan. Sebab, pelatih asal Spanyol itu memiliki tiga skema andalan, yakni 4-3-3, 4-5-1, 4-2-3-1.

Indonesia bisa menahan imbang 1-1 Thailand dengan pola 4-3-3, menang 3-0 atas Filipina lewat skema 4-5-1, serta menang 2-0 atas Kamboja melalui 4-2-3-1. Alhasil, untuk melawan Malaysia, Indonsia setidaknya harus tampil menyerang, dan bukan bertahan.

Artinya, pola 4-5-1 atau 4-2-3-1 sangat cocok digunakan dengan catatan penambahan kombinasi serangan. Dalam hal ini, Yabes Roni, Osvaldo Haay, Hanif Sjahbandi, Asnawi Mangkualam bisa diturunkan sejak menit awal pertandingan.

Lantas, bagaimana sosok pengganti Marinus di posisi depan, Garuda Muda hanya memiliki satu opsi, Ezra Walian. Tentu saja Ezra berpeluang besar untuk menjadi penyerang tengah timnas pada laga nanti.

Pelatih berusia 51 tahun itu harus memiliki kredit lebih atas kejeliannya dalam melakukan pergantian pemain.

Indonesia dinilai bakal kembali menyerang dengan mengandalkan kecepatan di sisi lapangan. Umpan-umpan silang pun jadi opsi untuk masuk ke area kotak penalti. Pun demkian, sejarah membuktikan bahwa Milla kemungkinan akan lebih mempercayakannya dengan skema 4-5-1 atau pun 3-5-2.

Untuk skema yang kedua mungkin tidak akan digunakan sebagai formasi utama, melainkan situasional.

"Kita bermain di Stadion Shah Alam, main sangat baik dengan memanfaatkan lebar lapangan, bisa lebih nyaman bermain sayap," ucap Milla, Jumat (25/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement