Rabu 16 Aug 2017 05:30 WIB

SEA Games, Atlet Harus Respons Media Sosial dengan Positif

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Ratna Puspita
Pebola voli putra Indonesia Sigit Ardian (kedua kanan) melakukan smes dan berusaha diblok pebola voli putra Korea Selatan dalam perebutan juara ketiga kejuaraan Bola Voli Asia Putra ke-19 di GOR Tri Dharma, Gresik, Jawa Timur, Selasa (1/8).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Pebola voli putra Indonesia Sigit Ardian (kedua kanan) melakukan smes dan berusaha diblok pebola voli putra Korea Selatan dalam perebutan juara ketiga kejuaraan Bola Voli Asia Putra ke-19 di GOR Tri Dharma, Gresik, Jawa Timur, Selasa (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pelatih tim nasional voli putra Indonesia Syamsul Jais mengatakan komentar di media sosial harus ditanggapi dengan positif. Respons positif ini termasuk kalau ada komentar negatif sesuai penampilan di tim nasional.

Syamsul mengatakan dia tidak pernah melarang atletnya untuk menggunakan media sosial. “Kalau saya justru bagaimana kita menyikapi hal ini sehingga dampak daripada itu bisa memberi kontribusi terhadap tim ini," kata dia saat acara pelepasan tim nasional voli Indonesia ke SEA Games di Padepokan Voli, Sentul, Selasa (15/8). 

Ia mencontohkan saat Kejuaraan Asia ke-19 di Gresik, Jawa Timur, saat bertanding para pemain tidak mengetahui komentar di media sosial. Setelah bertanding, tim melihat berbagai komentar di internet. 

"Saya bilang kita ambil hikmahnya. Jadi, masalah itu kan bagimana kita menyikapinya untuk sebagai pemicu baik untuk individu maupun tim ini," kata Syamsul. 

Syamsul mengatakan para pemain harus belajar dari banyaknya komentar di media sosial ketika Kejuaraan Asia awal bulan ini pada SEA Games ini. Menurut Syamsul, komentar di internet tentang tim merupakan hal wajar karena Indonesia memang sudah lama belum mendapatkan emas. 

Indonesia terakhir kali meraih medali emas pada SEA Games 2009 di Vietnam. Dia mengatakan, segala komentar di media sosial harus menjadi motivasi bagi para pemain. 

“Dasarnya mungkin di Kejuaraan Asia kemarin. Walaupun lawannya tidak seperti di Kejuaraan Asia tapi euforianya lain, bahwa situasinya lain, bahwa di sana multievent yang tingkat ketenggangannya lebih besar dari Kejuaraan Asia," kata Syamsul, menambahkan.

Syamsul juga mengatakan, target emas pada SEA Games Kuala Lumpur  ini tidak boleh menjadi beban, melainkan motivasi dan harus meningkatkan kepercayaan diri. 

Saat ini, dia mengatakan, hal terpenting skuat harus memiliki mental juara. Karena, Syamsul menerangkan, semua rival tim nasional di SEA Games seperti Thailand dan Vietnam juga berpikir hal yang sama. 

Dia mengatakan para pemainnya harus memiliki keyakinan, terutama setelah sanggup melaju hingga ke semi final Kejuaraan Asia 2017.  "Awal-awalnya yakinlah semua orang tidak yakin kita bisa melawan Iran, tapi ternyata sekelas Iran bisa kita lawan," kata dia. 

Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) menargetkan tim nasional bola voli putra Indonesia menyumbangkan medali emas pada SEA Games tahun ini. Target itu untuk memperbaiki hasil yang diperoleh pada tiga penyelenggaraan SEA Games terakhir. 

Pada tiga SEA Games terakhir, Indonesia gagal meraih medali emas. Timnas bola voli putra terakhir kali menyumbangkan emas pada SEA Games 2009 di Vietnam. Indonesai merupakan pemegang rekor dengan sembilan medali emas pada perhelatan dua tahun ini. 

Untuk nomor bola voli putri, Satlak Prima menargetkan medali perak. Lawan berat tim voli putri Indonesia pada SEA Games yakni Thailand yang sudah 12 kali meraih medali emas, atau yang terbanyak. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement