Rabu 29 Mar 2023 11:47 WIB

Bamusi PDIP: Kami Tetap Tolak Kehadiran Timnas Israel!

FIFA jangan melakukan standar ganda soal timnas sepak bola Israel.

Delegasi FIFA meninjau Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali, Senin (27/3/2023). Kunjungan tersebut dilakukan untuk meninjau kesiapan Stadion Kapten I Wayan Dipta sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada Mei 2023.
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Delegasi FIFA meninjau Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali, Senin (27/3/2023). Kunjungan tersebut dilakukan untuk meninjau kesiapan Stadion Kapten I Wayan Dipta sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada Mei 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), DR Faozan Amar, mengatakan bahwa selaku organisasi sayap PDIP, pihaknya tetap menolak kehadiran Timnas Israel dalam penyelenggaraan Piala Dunia sepak bola U-20 yang digelar di Indonesia. Meski begitu, ia pun menyatakan agar dicari jalan tengah sebab perhelatan ajang piala dunia tersebut juga merupakan kehormatan bagi bangsa Indonesia.

''Menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 merupakan kehormatan bagi bangsa Indonesia. Karena itu, kami berterima kasih kepada FIFA. Namun, terkait dengan kehadiran tim nasional sepak bola Israel di Indonesia kami tetap menolaknya,'' kata Faozan, di Jakarta, Rabu (29/3/2023).

Menurut dia, alasan penolakan tersebut adalah merujuk pada ketentuan konstitusi bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan. Kenyataannya sampai hari ini, semenjak puluhan tahun silam Israel tetap menjajah bangsa dan tanah air Palestina. Selama itu mereka terus melakukan berbagai pelanggaran HAM.

''Karena itu sangat dimaklumi adanya penolakan dari publik. Maka Bamusi kini berharap, semoga ke depan segera ada solusi yang baik soal ini dari FIFA. Apalagi, Presiden Jokowi pun sudah menugaskan Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk melakukan lobi ke markas FIFA di Swiss,'' ujarnya.

Ditegaskan Faozan, FIFA juga hendaknya menyadari bahwa selama ini mereka melakukan tindakan yang tidak sportif, yakni melakukan sikap standar ganda. "Sikap tak sportif atau standar ganda kemarin terlihat ketika Rusia tidak diizinkan ikut dalam pertandingan Piala Dunia 2023 di Qatar. Rusia tidak boleh bermain dalam putaran piala dunia dengan alasan negaranya melakukan aneksasi ke Ukraina. Padahal, aneksasi Rusia itu baru saja."

"Nah ini aneksasi Israel ke tanah dan warga Palestina yang sudah dan terus dilakukan pada kurun sangat lama, timnasnya diizinkan bermain di piala dunia. Padahal, Israel nyata-nyata melakukan penjajahan terhadap Palestina. Jadi, FIFA melanggar sikapnya sendiri yang katanya bisa berlaku sportif,'' kata Faozan.

Menyinggung solusi ke depan untuk memecahkan masalah tersebut, menurut dia, FIFA harus mencari solusi sekaligus sikap yang jelas dan adil. Hal ini misalnya mempersilakan timnas Israel berpartisipasi dalam Piala Dunia U-20 ini, tetapi pertandingan tim ini dilakukan di luar Indonesia. ''Istilah bijaknya, mencari ikan, tapi airnya tidak keruh," ujar Faozan menegaskan.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement