Selasa 28 Mar 2023 18:34 WIB

Cina Peringatkan Pentingnya Cegah Perang Nuklir

Cina tanggapi keputusan Rusia kerahkan senjata nuklir

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning menanggapi keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia. Mao memperingatkan tentang pentingnya menghindari perang nuklir.
Foto: VOA
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning menanggapi keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia. Mao memperingatkan tentang pentingnya menghindari perang nuklir.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning menanggapi keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia. Mao memperingatkan tentang pentingnya menghindari perang nuklir.

“Pada Januari lalu, para pemimpin dari lima negara senjata nuklir mengeluarkan pernyataan bersama, mereka menegaskan perang nuklir tidak bisa dimenangkan dan tidak boleh diperangi serta menekankan pentingnya menghindari  perang antara negara senjata nuklir serta pengurangan risiko strategis,” kata Mao saat ditanya wartawan RIA Novosti tentang keputusan Vladimir Putin mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia, Senin (27/3/2023), dikutip laman resmi Kemenlu Cina.

Dia kembali menyampaikan,  posisi Cina dalam krisis Ukraina telah diartikulasikan lewat China’s Position on the Political Settlement of the Ukraine Crisis yang dirilis bertepatan dengan peringatan satu tahun perang Ukraina pada 24 Februari lalu.

“Mengenai masalah Ukraina, kami telah menganjurkan penyelesaian politik atas krisis tersebut dan mempromosikan pembicaraan untuk perdamaian. Cina telah berkomunikasi dengan semua pihak dan akan terus memainkan peran konstruktif dengan cara kami sendiri untuk membantu meredakan situasi,” ucapnya.

Mao berharap, alih-alih memanaskan tensi, Amerika Serikat (AS) selaku sekutu utama Ukraina juga akan bertindak secara bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan dan kondisi yang diperlukan untuk pembicaraan damai antara para pihak terkait.

“Dalam keadaan saat ini, semua pihak perlu fokus pada upaya diplomatik menuju penyelesaian damai krisis Ukraina dan bekerja sama untuk deeskalasi,” ujar Mao.

Dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah pada Sabtu (25/3/2023) pekan lalu, Vladimir Putin mengatakan, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah lama membahas penempatan senjata nuklir taktis di negaranya. Menurut Putin, tidak ada yang aneh dengan keputusan mengerahkan atau menempatkan senjata nuklir taktis ke Belarusia. Sebab AS sudah terlebih dulu melakukan hal tersebut.

“Mereka (AS) telah lama mengerahkan senjata nuklir taktisnya di wilayah negara sekutu mereka,” ujarnya.

Putin berjanji, penempatan senjata nuklir taktis Rusia di Belarusia tidak akan melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir. “Kami sepakat bahwa kami akan melakukan hal yang sama (mengerahkan senjata nuklir taktis), tanpa melanggar kewajiban kami, saya tegaskan, tanpa melanggar kewajiban internasional kami tentang non-proliferasi senjata nuklir,” ucapnya.

Putin tidak mengungkap kapan senjata taktis nuklir Rusia akan dikerahkan ke negara sekutunya Belarusia. Dia hanya menyampaikan bahwa Mosow akan menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan senjata nuklir taktis di Belarusia pada 1 Juli mendatang.

Selain Rusia, Belarusia juga berbatasan dengan empat negara lain, yakni Latvia, Lithuania, Polandia, dan Ukraina. Kecuali Ukraina, tiga negara lainnya merupakan anggota NATO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement