REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan striker Real Madrid Ruud van Nistelrooy mengungkapkan penyesalannya karena telah meninggalkan klub ibu kota Spanyol itu. Menurut mantan penyerang PSV Eindhoven dan Manchester United itu, ia membuat kesalahan dengan keputusannya.

Pemain asal Belanda ini membangun reputasi sebagai salah satu striker paling mematikan di Eropa setelah mencetak 62 gol dalam 67 pertandingan liga di PSV, sebelum bergabung dengan Maun Utd pada 2001.

Meskipun sempat dikhawatirkan karena cedera lutut sebelumnya, van Nistelrooy tampil sensasional selama di Old Trafford, dengan 95 gol di liga utama dalam lima musim di Inggris. Performa tersebut mengantarkan van Nistelrooy pindah ke Real Madrid pada 2006, menyusul perselisihan dengan Sir Alex Ferguson.

Van Nistelrooy berjuang dengan cedera dalam dua tahun terakhirnya di Madrid, tetapi awal kehidupannya bersama Los Blancos termasuk 41 gol di La Liga, dalam dua musim dengan gelar. Hal itu menandai babak tersukses dalam kariernya sebagai pemain.

Pelatih PSV ini bercerita soal kepergiannya dari Estadio Santiago Bernabeu pada 2010.

"Pellegrini adalah pelatih kami dan telah mendatangkan Karim Benzema, Kaka dan Cristiano Ronaldo. Tidak ada tempat lagi bagi saya," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan podcast The Overlap milik Sky.

"Saya menerimanya, juga karena dia sudah berusia 33 tahun. Saya ingin pergi ke Piala Dunia pada tahun 2010, jadi saya memutuskan untuk pergi ke Hamburg." ujarnya. "Saya membuat keputusan terlalu cepat. Melihat ke belakang, saya seharusnya tidak meninggalkan Madrid, itu adalah kesalahan terbesar dalam karier saya." 

Van Nistelrooy juga ditanyai mengenai rekan setimnya dulu, Cristiano Ronaldo, dan perbandingannya dengan Lionel Messi. Pemain berusia 46 tahun ini tidak ragu dengan perdebatan abadi tentang pemain terbaik sepanjang masa.

"Saya selalu mengatakan bahwa Ronaldo lebih baik, karena saya pernah bermain bersamanya," kata dia.

Ikuti Whatsapp Channel Republika