Senin 20 Mar 2023 14:46 WIB

Doa Ibu Imam Al-Bukhari, Membuat Matanya Sembuh dari Kebutaan

Imam Bukhari kecil bisa melihat lagi.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Doa Ibu Imam Al-Bukhari, Membuat Matanya Sembuh dari Kebutaan. Foto:   Berdoa (Ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Doa Ibu Imam Al-Bukhari, Membuat Matanya Sembuh dari Kebutaan. Foto: Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Al-Bukhari nama aslinya Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Mughirah bin Bardizbah dan biasa dipanggil Abu Abdullah. Ia terkenal dengan sebutan Bukhari karena dinisbatkan kepada negaranya Bukhara, yang kini menjadi kota Bukhara di bagian tengah Republik Uzbekistan.

Imam Al-Bukhari dilahirkan pada tahun 194 Hijriyah di Bukhara, Khurasan. Imam Al-Bukhari ditinggal wafat ayahnya pada usia anak-anak. Dia diwarisi harta yang banyak untuk mencari ilmu.

Baca Juga

Di masa kecilnya, Imam Al-Bukhari adalah seorang tunanetra. Di saat Imam Al-Bukhari masih kecil, ibunya mimpi bertemu Nabi Ibrahim Alaihissalam.

Nabi Ibrahim Alaihissalam memberi kabar bahwa Allah SWT akan mengembalikan penglihatannya karena ketulusan doa Ibu. Maka pada pagi harinya, Imam Al-Bukhari kecil bisa melihat lagi.

Kemudian Imam Al-Bukhari pergi haji pada usia muda bersama ibu dan kakaknya Ahmad dan menetap di Makkah untuk mencari ilmu.

Dikisahkan dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah yang ditulis Syaikh Muhammad Sa'id Mursi dan diterjemahkan Khoirul Amru Harahap Lc dan Achmad Faozan Lc serta diterbitkan ulang Pustaka Al-Kautsar, 2007.

Imam Al-Bukhari juga seorang yang kuat hafalannya secara detail. Sehingga dia menjadi tempat kembali ketika ada perbedaan lafal hadits di antara ulama.

Imam Al-Bukhari telah menghafal Alquran sebelum usia 16 tahun. Dia menginfakkan hartanya 500 Dirham setiap bulan untuk mencari ilmu. Dia mencari ilmu di Makkah, Madinah Syam, Khurasan, Bashrah, Kufah, Baghdad dan Mesir.

Imam Al-Bukhari mewajibkan kepada dirinya, "Saya menulis hadits dari 1.000 syekh atau lebih, dari setiap syekh ribuan hadits, tidak ada bagiku hadits kecuali ada sanadnya, saya tidak meriwayatkan hadits dari sahabat atau tabiin kecuali tahu tempat tinggal, kelahiran dan wafatnya, dan saya tidak meriwayatkan hadits dari sahabat atau tabiin kecuali tahu asal-usul mereka. Saya hafal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits yang tidak shahih."

Imam Al-Bukhari mengumpulkan 400 pencari hadits di Samarkand selama tujuh hari untuk mengoreksi matan dan sanad hadits semaksimal mungkin.

Jumlah syekhnya mencapai 1.080 guru, di antaranya Imam Ahmad bin Hambal, Abu Ashim An Nabil, Muhammad bin Isa Ath-Thabai dan Ishak bin Mansur. Murid-muridnya antara lain Imam Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, Al-Baghawi, dan An-Nasafi.

Berkumpul dalam majelis Imam Al-Bukhari di Baghdad lebih dari 20.000 orang siswa. Mereka banyak yang menunaikan sholat dengan khusus setiap hari. Pada bulan Ramadhan mengkhatamkan Alquran di waktu siang dan waktu sahur sepertiga malam.

Al Mawarzi berkata, "Tidak pernah saya melihat pemuda secerdas Bukhari." Al-Khuza'i berkata, "Muhammad bin Ismail (Al-Bukhari) pakar umat."

Imam Ahmad berkata, "Saya tidak keluar dari Khurasan sebelum mengenyam ilmu dari Muhammad bin Ismail (Imam Al-Bukhari."

Muhammad bin Basyar berkata, "Penghafal di dunia ini ada empat, Abu Zur'ah di Ray, Muslim di Naisabur, Abdullah Ad-Darimi di Samarkand, dan Muhammad bin Ismail di Bukhara."

photo
Infografis Tiga Kondisi Doa - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement