Ahad 19 Mar 2023 09:40 WIB

Setelah Absen Dua Tahun, Donald Trump Muncul di YouTube dan Facebook

Trump mengunggah video pertamanya di Youtube tentang pencalonan sebagai presiden.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Friska Yolandha
 Mantan Presiden Donald Trump berbicara pada acara kampanye di South Carolina Statehouse, Sabtu, 28 Januari 2023, di Columbia, S.C.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Mantan Presiden Donald Trump berbicara pada acara kampanye di South Carolina Statehouse, Sabtu, 28 Januari 2023, di Columbia, S.C.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali hadir di media sosial (medsos) YouTube dan Facebook pada Jumat lalu. Sudah dua tahun sejak serangan 6 Januari 2021, Trump dilarang bermain medsos.

Dalam halaman Facebook dan saluran YouTube-nya, dia memposting konten berjudul “I’M BACK.” Konten tersebut menunjukkan video CNN yang mengumumkan pemilihan Trump sebagai presiden dalam pemilihan tahun 2016 melawan Hillary Clinton. Kemudian memudar ke layar Trump 2024. "Maaf membuat Anda menunggu," kata Trump dalam video tersebut.

Baca Juga

YouTube Alphabet Inc memulihkan saluran Trump sebelumnya pada Jumat sementara Meta Platforms Inc telah mengaktifkan kembali akun Facebook dan Instagram Trump awal tahun ini.

Akun Twitter-nya telah dipulihkan sejak November lalu oleh bos Elon Musk. Namun, Trump belum memposting cuitan apa pun di Twitter.

Trump memperkuat kampanye presiden 2016 melalui penggunaan media sosialnya. Kembalinya dia memberinya akses untuk penggalangan dana politik yang memungkinkan dia untuk mencapai gabungan 146 juta pengikut di tiga platform teknologi utama saat dia kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024.

"Kami dengan hati-hati mengevaluasi risiko lanjutan dari kekerasan dunia nyata, sambil menyeimbangkan kesempatan bagi pemilih untuk mendengar secara setara dari kandidat nasional utama menjelang pemilihan," kata YouTube dalam sebuah cuitan, dikutip Reuters, Ahad (19/3/2023).

Trump mendirikan platform media sosialnya sendiri bernama Truth Social pada akhir 2021 yang dia andalkan untuk berkomunikasi dengan para pendukung selama pelarangannya dari Twitter dan Meta. YouTube melarang Trump pada tahun 2021 karena melanggar kebijakannya, yaitu menghasut kekerasan setelah para pendukungnya menyerbu Capitol AS saat Kongres mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden tahun 2020. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement