Jumat 17 Mar 2023 13:52 WIB

Jepang dan Korsel Sepakat Gelar Pertemuan Rutin

Pertemuan rutin antara pemimpin Korsel-Jepang untuk selesaikan berbagai perselisihan

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (kiri) dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (kanan) berjabat tangan, menjelang pertemuan bilateral mereka di Kantor Perdana Menteri, di Tokyo, Jepang, Kamis (16/3/2023).
Foto: Kiyoshi Ota/Pool Photo via AP
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (kiri) dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (kanan) berjabat tangan, menjelang pertemuan bilateral mereka di Kantor Perdana Menteri, di Tokyo, Jepang, Kamis (16/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang dan Korea Selatan (Korsel) sepakat kembali menggelar pertemuan rutin antara pemimpin dan menyelesaikan perselisihan perdagangan dalam pertemuan Kamis (17/3/2023). Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menggambarkan pertemuan ini sebagai "langkah besar" untuk membangun kembali hubungan keamanan dan ekonomi dua negara.

Pertemuan antara kepala pemerintahan ini dapat merevisi peta strategis di Asia timur laut. Didorong semakin agresifnya Korea Utara (Korut) dan menguatnya pengaruh Cina di kawasan dua sekutu AS yang lama berselisih mengenai sejarah kolonialisme ingin menyatukan front.

Baca Juga

Beberapa jam sebelum pertemuan digelar Korut meluncurkan rudal dan kapal Jepang dan Cina bertemu di perairan yang disengketakan.   Dalam pembukaan pertemuan ini Kishida dan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol menekankan pentingnya memperkuat hubungan antara dua negara.

Dalam pidato pembukaan Kishida mengatakan pertemuan ini akan menandai kembali digelarnya pertemuan rutin antara pemimpin dua negara yang terhenti selama lebih dari satu dekade. Dalam konferensi pers bersama ia mengatakan dua negara sepakat menggelar kembali dialog pertahanan dan wakil menteri serta komunikasi trilateral antara Jepang, Korsel dan Cina.

"Bunga sakura mulai mekar di Tokyo pekan ini, dan setelah musim dingin yang panjang, dalam hubungan bilateral kami, kini Jepang dapat menyambut presiden Korea Selatan untuk pertama kalinya dalam 12 tahun," kata Kishida.

"(Dua negara sepakat) memperkuat hubungan Jepang-Korea Selatan dalam tugas mendesak dalam lingkungan strategis saat ini," tambahnya.

Yoon mengatakan pertemuan ini memiliki "signifikasi yang besar karena menunjukkan pada rakyat dua negara bahwa hubungan Korea Selatan-Jepang memasuki awal baru setelah dilanda berbagai masalah." Ia menambahkan dua negara berbagi nilai-nilai demokrasi yang sama.

"(Kami) merupakan mitra harus bekerjasama dalam isu keamanan, ekonomi dan agenda global," kata Yoon.

"Ancaman program rudal nuklir Korea Utara yang terus meningkat menimbulkan ancaman besar pada perdamaian dan stabilitas tidak hanya di Asia Timur tapi juga masyarakat internasional (yang lebih luas), Korea Selatan dan Jepang harus bekerja sama erat dan dalam solidaritas dengan bijak menghadapi ancaman," tambah Yoon.

Ia mengatakan kepentingan Korsel tidak sebanding dengan kepentingan Jepang. Yoon menambahkan hubungan bilateral akan sangat membantu dua negara menghadapi krisis keamanan masing-masing.

Yoon mengatakan dua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang keamanan, ekonomi dan pertukaran masyarakat.

Washington tampaknya bekerja intensif untuk mewujudkan pertemuan ini. Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel mengatakan negaranya dan dua sekutu telah menggelar 40 pertemuan trilateral dan menurutnya kerja sama dalam proses itu membantu membangun kepercayaan. Gedung Putih menyambut baik pertemuan tersebut.

"Dan, tentu, Amerika Serikat akan terus mendukung Jepang dan Republik Korea (Korsel) saat mereka mengambil langkah untuk menerjemahkan pemahaman baru ini menjadi kemajuan yang bertahan lama," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement