Kamis 16 Mar 2023 12:46 WIB

Mantan PM Australia Sebut AUKUS Kesalahan Kebijakan Luar Negeri Terburuk

Mantan PM Australia Malcolm Turnbull dan Paul Keating mengkritisi proyek kapal selam

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 FILE - Kapal selam tenaga nuklir Virginia USS Colorado (SSN 788) terlihat sebelumnya pada upacara komisioning di Naval Submarine Base New London di Groton, Conn., 17 Maret 2018. Australia akan membeli  Kapal selam bertenaga nuklir Virginia  buatan A.S. Kapal selam serang bertenaga nuklir untuk memodernisasi armadanya, kata seorang pejabat Eropa dan orang yang mengetahui masalah tersebut pada Kamis (9/3/2023), di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.
Foto: Dana Jensen/The Day via AP, File
FILE - Kapal selam tenaga nuklir Virginia USS Colorado (SSN 788) terlihat sebelumnya pada upacara komisioning di Naval Submarine Base New London di Groton, Conn., 17 Maret 2018. Australia akan membeli Kapal selam bertenaga nuklir Virginia buatan A.S. Kapal selam serang bertenaga nuklir untuk memodernisasi armadanya, kata seorang pejabat Eropa dan orang yang mengetahui masalah tersebut pada Kamis (9/3/2023), di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Mantan perdana menteri Australia Malcolm Turnbull dan Paul Keating mengkritisi keputusan Albanese terkait proyek kapal selam nuklir di bawah kesepakatan AUKUS. Turnbull pada Kamis (16/3/2023) mengatakan, proyek AUKUS akan memakan waktu lebih lama dan lebih mahal daripada rencana alternatif untuk membeli kapal selam Prancis konvensional yang kontraknya dibatalkan pada 2021.

"Kami telah terjebak dalam kehebohan ini di mana siapa pun yang mengungkapkan kekhawatiran tentang hal itu dituduh atau tersirat mereka kurang patriotisme," kata Turnbull.

Baca Juga

Sementara itu Keating pada Rabu (15/3/20230) menyebut AUKUS sebagai kesalahan kebijakan luar negeri terburuk, sejak ditolaknya tawaran untuk memperkenalkan wajib militer dalam Perang Dunia Pertama. Keating mengatakan, memilih kapal selam nuklir dalam aliansi AUKUS bersama Amerika Serikat dan Inggris, ketimbang kapal selam konvensional akan membuat Australia memiliki lebih sedikit kapal selam. Hal ini juga membatasi kemampuan Australia untuk beroperasi secara independen dari Amerika Serikat.

"Anthony Albanese memasang belenggu terakhir dalam rantai panjang yang telah dibuat Amerika Serikat untuk menahan Cina," kata Keating.

Beberapa analis berpendapat kapal selam nuklir lebih disukai karena memiliki kemampuan siluman yang superior. Kemampuan ini akan membantu melindungi rute perdagangan Australia dari agresi Cina.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada Kamis (16/3/2023) menegaskan pembelaannya terhadap proyek kapal selam nuklir di bawah kesepakatan AUKUS dengan nilai mencapai 244,06 miliar dolar AS.

Albanese mengatakan, kesepakatan itu diperlukan karena peningkatan kekuatan militer Cina di wilayah Pasifik.

 "Cina telah mengubah postur dan posisinya dalam urusan dunia sejak 1990-an, itulah kebenarannya," kata Albanese.

Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, mengatakan, AUKUS diperlukan untuk melawan pembangunan militer konvensional terbesar di kawasan itu sejak Perang Dunia Kedua. Pejabat Australia mengatakan, kesepakatan kapal selam bertenaga nuklir itu akan menelan biaya hingga 245 miliar dolar AS selama tiga dekade ke depan dan menciptakan 20.000 pekerjaan.

Marles mengatakan, Australia telah melakukan upaya diplomatik besar-besaran selama berbulan-bulan menjelang pengumuman kesepakatan pembelian kapal selam bertenaga nuklir. Australia juga melakukan lebih dari 60 panggilan telepon ke para pemimpin regional dan dunia. Australia bahkan telah menawarkan untuk menjaga Cina tetap dalam lingkaran.

“Kami menawarkan briefing. Saya belum ikut briefing dengan Cina,” kata Marles.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement