Sabtu 18 Mar 2023 16:30 WIB

Gembira Sambut Ramadhan Juga Butuh Persiapan

Banyak hal yang harus kita persiapkan untuk menyambut Ramadhan.

Umat Islam bersiap menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. (Foto ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Feny Selly
Umat Islam bersiap menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. (Foto ilustrasi)

Oleh : Ani Nursalikah, Redaktur Republika

REPUBLIKA.CO.ID,  "Ramadhan tiba, Ramadhan tiba, Ramadhan tiba,

Marhaban ya Ramadhan...." Sepenggal lirik tersebut mulai akrab di telinga beberapa hari terakhir. Mau tidak mau lirik itu juga jadi salah satu tanda kedatangan bulan suci Ramadhan yang tinggal menghitung hari.

Sejak akhir Januari lalu, Muhammadiyah sudah menentukan kapan persisnya awal Ramadhan 1444 Hijriyah. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan awal 1 Ramadhan 1444 Hijriyah jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Penetapan ini disebut berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tarjdid PP Muhammadiyah.

Keputusan ini tertuang dalam edaran yang ditandatangani oleh Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tarjdid PP Muhammadiyah, Oman Faturohman, beserta Sekretarisnya, Mohammad Mas'udi, pada 23 Desember 2022 di Yogyakarta tentang hasil hisab Majelis Tarjih dan Tarjdid PP Muhammadiyah.

Selain itu, PP Muhammadiyah juga menetapkan awal bulan Syawal dan Dzulhijah 1444 Hijriyah. Di mana 1 Syawal 1444 H atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Jumat Pahing, 21 April 2023. Kemudian 1 Dzulhijah 1444 H jatuh pada Senin Legi, 19 Juni 2023.

Sedangkan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menggelar Sidang Isbat (penetapan) awal Ramadhan 1444 Hijriyah pada Rabu, 22 Maret 2023. Waktu penetapan tersebut seperti tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan setiap 29 Sya'ban.

Saya teringat salah satu materi yang disampaikan seorang ustaz dalam sebuah kajian bahwa dalam memasuki Ramadhan sangat penting untuk kita meluruskan niat. Setiap hari dari fajar hingga senja di bulan ini, umat Islam tidak makan, minum, merokok dan menjauhkan diri dari hubungan suami istri.

Segala larangan itu membutuhkan keteguhan dan niat bulat untuk melakukannya. Lantas, apa tujuan puasa?

Secara tegas dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 183, dijelaskan tujuan puasa, yakni untuk membentuk pribadi Muslim yang bertaqwa kepada Allah. Mereka adalah orang yang mengerjakan semua perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang Allah. Alangkah baiknya, kita meniatkan diri untuk lebih baik dalam beribadah selama Ramadhan.

Setiap tahun kita selalu berdoa agar Allah berkenan mempertemukan kita dengan Ramadhan. Maka, ketika bulan ini tiba, jangan sampai kita menyia-nyiakannya.

Nabi Muhammad sangat bergembira menyambut Ramadhan. Salah satu doa Baginda Nabi Muhammad, yakni Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya’bana wa ballighna Ramadhan. Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”

Doa ini menunjukkan keistimewaan Ramadhan karena Nabi SAW pun sangat menantikannya. Sudah selayaknya kita bergembira pula menyambut Ramadhan.

Di bulan inilah segala perbuatan baik yang kita lakukan diganjar pahala berlipat oleh Allah SWT. Maka, wajar jika kita bergembira. Bagaimana caranya bergembira menyambut Ramadhan? Dengan sematang mungkin membuat persiapan. Misalnya, membuat jadwal tadarus Alquran, kajian, dan sholat sunnah sehingga target ibadah kita tercapai dan aktivitas harian tetap berjalan lancar.

Persiapan fisik juga perlu dilakukan. Hal ini agar tubuh tetap bugar dan tidak gampang sakit selama puasa. Kita bisa melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau peregangan tubuh.

Bagi yang terbiasa berolahraga, bisa atur waktu melakukannya sore jelang waktu berbuka atau justru setelah sholat tarawih. Soal intensitas dan waktu berolahraga sesuaikan dengan kemampuan diri.

Jaga asupan makanan dengan mengonsumsi makanan bergizi. Hindari gorengan dan makanan yang mengandung banyak gula dan garam. Selama puasa, tubuh juga membutuhkan hidrasi.

Selama Ramadhan ini, persiapan harta atau materi juga tidak kalah penting. Misalnya, bersedekah. Sedekah dengan memberi makan orang yang berpuasa bahkan pahalanya seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu.

Semua itu insya Allah bisa kita lakukan asalkan disiplin dan konsisten. Semoga Allah memudahkan semua urusan kita. Amin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement