Selasa 14 Feb 2023 17:22 WIB

Jelang KLB, Asprov PSSI Bali Harapkan Perhatian Lebih PSSI kepada Provinsi

Asprov sangat membutuhkan perhatian demi menggelar kompetisi daerah.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Erick Thohir. Erick adalah caketum PSSI yang digadang-gadang siap mengubah sepak bola Indonesia ke arah lebih baik.
Foto: Dok Istimewa
Erick Thohir. Erick adalah caketum PSSI yang digadang-gadang siap mengubah sepak bola Indonesia ke arah lebih baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Bali Ketut Suardana meminta agar PSSI lebih memperhatikan kebutuhan Asosiasi Kota (Askot)/Asosiasi Kabupaten (Askab) hingga Asprov. Menurutnya momen pergantian kepengurusan pada KLB PSSI tanggal 16 Februari 2023 nanti akan menjadi momen dimana para pengurus membawa semangat baru untuk PSSI.

Ketut mengatakan pembangunan sepak bola Indonesia harus dimulai dari daerah-daerah, dimana Askot/Askab hingga Asprov bertanggung jawab untuk menggelar kompetisi amatir yang dapat melahirkan talenta-talenta baru. Namun, kata dia, selama ini perhatian pengurus pusat PSSI masih belum maksimal, dimana subsidi untuk menggelar kompetisi masih kurang dari yang diharapkan.

Baca Juga

"Asprov harus lebih diperhatikan oleh pengurus PSSI. Pembangunan sepak bola itu harus merata, Asprov lah yang berperan dalam hal ini, untuk membangun sepak bola di Indonesia, pengembangan sepak bola itu di Asprov sehingga perlu perhatian khusus, alokasi dana atau subsidi harap diperhatikan, karena bibit-bibit muda adanya di daerah," kata Ketut saat dihubungi republika.co.id, Selasa (14/2/2023).

Dia mengatakan, selama ini bantuan dari pengurus pusat PSSI ke Asprov masih sangat terbatas. Ketut menyarankan, agar subsidi sesuai dengan kebutuhan, maka PSSI seharusnya mengajak para Asprov untuk ikut serta dalam perumusan anggaran. Pasalnya, setiap Asprov mempunyai kebutuhan berbeda-beda. 

"Seharusnya ditanya sebetulnya berapa sih kebutuhan Asprov itu untuk menggelar kompetisi dan operasionalnya, supaya pembinaan di daerah itu bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan pemain-pemain bola yang baik juga, sehingga nanti dalam membangun sepak bola itu bisa berkelanjutan," katanya.

"Kemaren tahun 2022 itu sama sekali tidak ada subsidi ke daerah. Jadi buat kompetisi yang sudah berjalan, Asprov lah yang menalangi, walaupun Asprov dapat subsidi, angkanya masih jauh dari harapan," ujar Ketut menambahkan. 

"Apalagi kita kan amatir, buat daerah" sperti Bali, NTB atau NTT sulit untuk cari sponsor. Nah sebab itu pembinaannya jadi susah. Kalau Asprov itu kuat saya yakin PSSI pasti jaya, karena kalau pembinaan di daerah sudah bagus akan bisa dimanfaatkan oleh Timnas," kata Ketut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement