Rabu 08 Feb 2023 11:19 WIB

Merapi Luncurkan Awan Panas, Hujan Abu Selimuti Boyolali 

Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Visual Gunung Merapi terlihat jelas dari Klangon, Sleman, Yogyakarta, Kamis (27/10/2022).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Visual Gunung Merapi terlihat jelas dari Klangon, Sleman, Yogyakarta, Kamis (27/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi meluncurkan awan panas, Rabu (8/2/2023) pagi, pukul 07.10 WIB. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY mencatat jarak luncuran awan panas ini 1.500 meter atau sejauh 1,5 kilometer. 

"Awan panas guguran Merapi tanggal 8 Februari 2023 pukul 07.10 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 52 mm dan durasi 130 detik. Jarak luncur 1.500 meter ke arah Kali Boyong (barat daya)," kata Kepala BPPTKG DIY, Agus Budi Santoso, Rabu (8/2/2023). 

Agus juga menyebut luncuran awan panas tersebut menyebabkan hujan abu. Hujan abu tersebut menyelimuti dua desa di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. 

"Sampai saat ini dampak hujan abu terjadi di wilayah Desa Sangup, Kecamatan Musuk dan Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari di Kabupaten Boyolali," ujar Agus. 

Sebelumya, BPPTKG juga menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi, yakni berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas Gunung Merapi pun saat ini masih ditetapkan dalam tingkat siaga.

Sementara itu, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya. Yakni meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

"Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif, dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," kata Agus pekan kemarin.

Untuk itu, masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya. Termasuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi.

"Juga mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi," lanjut Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement