Senin 06 Feb 2023 19:38 WIB

Akses JIS Dikeluhkan, Ketua Fraksi PDIP: Kelasnya Abal-Abal

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono sebut kelas stadion JIS masih abal-abal.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Bus Transjakarta menunggu penumpang di Jakarta Internasional Stasium (JIS), Jakarta. Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono sebut kelas stadion JIS masih abal-abal.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bus Transjakarta menunggu penumpang di Jakarta Internasional Stasium (JIS), Jakarta. Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono sebut kelas stadion JIS masih abal-abal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono meminta PT Jakarta Propertindo (PT. Jakpro) untuk mengevaluasi secara menyeluruh mengenai fasilitas Jakarta International Stadium (JIS). Hal itu buntut dari banyaknya keluhan masyarakat notabene penonton konser Dewa 19, baru-baru ini. 

Gembong menekankan bahwa JIS seharusnya memang memiliki fasilitas kelas internasional. Terlebih padahal konser Dewa 19 yang diadakan pada Sabtu (4/2/2023) tersebut merupakan kelas nasional dan event yang diselenggarakan dalam kondisi normal atau tidak terjadi masalah kedaruratan, tapi malah terjadi penumpukan. 

Baca Juga

"Kalau kelas internasional tentunya aspek seperti itu (fasilitas memadai) harus jadi skala prioritas, artinya itu dalam kondisi normal, apalagi dalam kondisi darurat terus gimana?" kata Gembong kepada wartawan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (6/2/2023). 

Lebih lanjut, dia menegaskan agar pihak Jakpro menata ulang kawasan JIS. Tepatnya dengan memperhatikan fasilitas-fasilitas pendukung di luar JIS sebagai upaya mengantisipasi terjadinya insiden serupa. Hal itu setidaknya semacam kawasan Gelora Bung Karno (GBK).

"Konsepnya kan seperti itu (GBK). Kalau bicara konsep JIS gitu, sehingga tidak hanya sebatas stadion tok, tapi banyak fasilitas lain yang bisa dinikmati warga Jakarta. Jadi stadion kelas internasional bukan hanya sebatas fasilitas di dalam, tapi ruang pendukung untuk menunjukkan kelas internasional. Jadi kalau ruang pendukung tidak menunjukkan itu, berarti kelasnya abal-abal. Pendukung jadi faktor penentu," terangnya. 

Menurut Gembong untuk sementara waktu, lebih baik Jakpro berfokus pada evaluasi secara menyeluruh. Dia pun menyarankan agar selama proses itu, jangan digelar event besar terlebih dahulu. 

"Tentunya Jakpro harus lakukan evaluasi secara menyeluruh, contoh apa yang menjadi persoalan sekarang? Titik krusialnya dimana? Kan ini pengalaman yang berharga, yang tidak menimbulkan korban apa-apa. Ya tunda dulu, jangan dulu (ada event besar selama masa evaluasi) sambil menuju perbaikan-perbaikan yang dituju untuk menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat," tuturnya. 

Sementara itu, Vice President Corporate Secretary PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Syachrial Syarif menanggapi terkait sejumlah penonton yang mengeluh akses jalan di JIS, usai menghadiri konser Dewa 19. Pihaknya bakal mengevaluasi terkait masalah itu.

"Kami segera lakukan evaluasi termasuk keluhan-keluhan dari penonton konser Dewa 19 kemarin," kata dia di Jakarta pada Senin.

Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Dino Hamid menyoroti kekacauan akses keluar bagi penonton konser akbar grup band Dewa 19 di JIS, Jakarta Utara, Sabtu. Dia menganggap, insiden tersebut patut dijadikan pelajaran bagi seluruh promotor yang hendak mengadakan perhelatan besar.

"Segala sesuatu pasti ada prosesnya, sisi positifnya kalau belum ada pelopor yang berani mencoba dengan skala besar seperti kemarin, mungkin sampai saat ini kita tidak akan pernah tahu apa saja yang harus diperbaiki dari JIS," ujar Dino di Jakarta, Ahad (5/2/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement