Kamis 02 Feb 2023 00:27 WIB

Dewan Sesepuh Muslim Kecam Serangan Teroris di Masjid Pakistan

Korban serangan bom di masjid capai 100 orang meninggal.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
 Baret polisi (tengah) di antara puing-puing di lokasi kejadian sehari setelah ledakan bom bunuh diri di sebuah Masjid di Garis Polisi, di Peshawar, provinsi KPK, Pakistan, Selasa (31/1/2023). Korban tewas akibat bom bunuh diri tersebut telah mencapai 92 orang, kata polisi pada 31 Januari.
Foto: EPA-EFE/ARSHAD ARBAB
Baret polisi (tengah) di antara puing-puing di lokasi kejadian sehari setelah ledakan bom bunuh diri di sebuah Masjid di Garis Polisi, di Peshawar, provinsi KPK, Pakistan, Selasa (31/1/2023). Korban tewas akibat bom bunuh diri tersebut telah mencapai 92 orang, kata polisi pada 31 Januari.

REPUBLIKA.CO.ID,ABU DHABI -- Dewan Sesepuh Muslim, di bawah Ketua Imam Besar Al-Azhar, Yang Mulia Dr. Ahmed Al-Tayeb, mengutuk keras serangan teroris yang menargetkan sebuah masjid di kota Peshawar di Pakistan. Akibat dari aksi ini, dilaporkan 100 kematian dan puluhan luka-luka.

Dalam sebuah pernyataan, Dewan Sesepuh Muslim menegaskan kembali penolakan posisinya terhadap serangan dan kekerasan teroris semacam itu. Aksi ini dinilai bertentangan dengan ajaran semua agama serta hukum dan norma internasional.

Baca Juga

Dilansir di Emirates News Agency, Rabu (1/2/2023), organisasi ini menyerukan kembali upaya internasional bersatu untuk mencabut segala bentuk kekerasan, ekstremisme, kebencian dan terorisme.

Tidak hanya itu, dalam keterangan yang sama mereka juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, sambil berdoa untuk pemulihan yang cepat bagi yang terluka.

Sebelumnya dilaporkan korban jiwa akibat aksi bom bunuh diri di Masjid Peshawar, Pakistan, mencapai 100 orang. Puluhan kerabat terlihat putus asa berupaya memadati area rumah sakit.

Bom yang menghancurkan masjid saat dalam keadaan penuh sesak menjalankan shalat Dhuhur ini menewaskan 97 polisi dan 3 warga sipil. Serangan yang terjadi di distrik Garis Polisi itu merupakan yang paling mematikan dalam satu dekade.

Diketahui, kota di wilayah barat laut yang bergolak ini berlokasi dekat dengan perbatasan Afghanistan, serta kerap terjadi gelombang kekerasan terhadap polisi.

Seorang pejabat senior pemerintah daerah, Riaz Mashud, mengatakan jumlah korban kemungkinan akan bertambah karena para petugas terus melakukan pencarian melalui puing-puing.

"Sejauh ini, 100 jenazah telah dibawa ke Rumah Sakit Lady Reading," kata juru bicara fasilitas medis terbesar di kota itu, Mohammad Asim, dalam sebuah pernyataan.

Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah mengatakan, kepada parlemen 97 dari 100 orang korban meninggal dunia itu adalah petugas polisi.

Pihak berwenang mengatakan mereka tidak tahu bagaimana pelaku bom berhasil menembus pos pemeriksaan militer dan polisi, yang mengarah ke distrik Police Lines.  

Sumber:

https://www.wam.ae/en/details/1395303124053

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement