Ahad 29 Jan 2023 11:32 WIB

Isu Pangan, Kesehatan, Hingga HAM Jadi Prioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN

Indonesia pernah menjabat sebagai ketua ASEAN pada 1976, 2003, dan 2011.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
 Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama para pejabat saat Kick Off ASEAN Indonesia 2023 di Jakarta, Ahad (29/1/2023). Indonesia akan memimpin Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara, ASEAN, untuk tahun 2023.
Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama para pejabat saat Kick Off ASEAN Indonesia 2023 di Jakarta, Ahad (29/1/2023). Indonesia akan memimpin Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara, ASEAN, untuk tahun 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto R Suryodipuro mengatakan ada beberapa prioritas dalam keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini. Isu pangan, keuangan, hingga stabilitas kawasan tercakup di dalamnya.

“Prioritas kita sesuai tema, ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Jadi pertama akan memperkuat mekanisme ASEAN, memperkuat kerja sama. Seperti tahun ini fokusnya bidang penanganan trafficking in person, mengantisipasi masalah pangan kalau sampai meluas, memastikan kerja sama kesehatan yang sudah berlangsung. Dan kawasan telah keluar dari pandemi,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Sidharto R Suryodipuro seusai menghadiri acara Kick Off Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (29/1/2023).

Baca Juga

Kerja sama keuangan turut menjadi prioritas Indonesia. Terkait bidang tersebut, Sidharto menyinggung tentang wacana penggunaan sistem pembayaran seperti QRIS yang sama se-ASEAN. Isu penguatan kerja sama hak asasi manusia (HAM) dan stabilitas kawasan turut menjadi prioritas Indonesia.

Sidharto mengatakan, seperti tiga keketuaan Indonesia di ASEAN sebelumnya pada 1976, 2003, dan 2011, saat ini kawasan berada di persimpangan jalan. “Persimpangan jalan itu tentang persaingan geopolitik yang sangat intens, yang bermanivestasi dalam berbagai persoalan keamanan kawasan. Kemudian geoekonomi, seperti adanya perpecahan; ini sedang ada deglobalisasi, bagaimana itu tidak merusak rantai pasok di kawasan. Jadi ini yang dimaksud persimpangan jalan. Dan ini sumbernya akan dari persaingan antar negara-negara besar,” ucapnya.

Menurut dia, negara-negara besar punya tujuan atau kesamaan kepentingan. “Nah bagaimana mereka itu bisa duduk bersama. ASEAN satu-satunya forum di kawasan di mana negara-negara besar duduk bersama. Inklusif. Ini yang hendak kita manfaatkan untuk keperluan itu,” ujar Sidharto.

Kemudian perihal target, Sidharto menyinggung tentang deklarasi pemimpin. “Secara garis besar akan ada leaders declaration tentang ASEAN Matters. Ini’ kan yang keempat kali (Indonesia jadi ketua ASEAN). Tiga sebelumnya tahun 1976, 2003, dan 2011, kita selalu keluar dengan yang namanya concord; The Declaration of ASEAN Concord I, II, III,” ucapnya.

Kick Off Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan, Indonesia menjadi ketua ASEAN saat situasi global tak mudah. “Kita telah menjalankan presidensi G20 dengan baik. Dan tahun ini Indonesia menjadi ketua ASEAN di tengah situasi global yang sangat tidak mudah. Krisis ekonomi, krisis energi, krisis pangan. Semuanya. Perang. Semuanya sedang terjadi,” katanya.

Jokowi kemudian menyebut bahwa ASEAN masih relevan bagi kawasan dan dunia. “Saya meyakini bahwa ASEAN masih penting dan relevan bagi rakyat, kawasan, dan dunia. Bahwa ASEAN akan terus berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik. Bahwa ASEAN akan terus dapat menjaga pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement