Sabtu 28 Jan 2023 18:31 WIB

DP3A-PPKB Bentuk Forum Anak Tingkat Kecamatan di Surabaya

Forum anak dimaksudkan untuk meningkatkan upaya perlindungan anak.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mendorong pemda dan seluruh instansi meningkatkan perlindungan anak.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mendorong pemda dan seluruh instansi meningkatkan perlindungan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surabaya, Jatim, membentuk forum anak tingkat kecamatan sebagai upaya mendukung hak dan perlindungan anak.

"Saat ini sudah ada Forum Anak Surabaya (FAS), kini mereka bertugas untuk membentuk Forum Anak di level kecamatan," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya Tomi Ardiyanto dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Sabtu (28/1/2023).

Menurut dia, pihaknya turut melibatkan anak-anak dalam pembentukan forum anak di tingkat kecamatan untuk mendekatkan jangkauan serta pengawasan pemerintah kepada setiap permasalahan di seluruh wilayah di Kota Surabaya.

Tomi mengatakan, FAS terus menyuarakan hak dan perlindungan anak. Sebab, kata dia, untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman di Kota Pahlawan, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah melainkan tanggung jawab dari berbagai pihak secara bersama-sama, termasuk dengan upaya pelibatan anak-anak.

"Nantinya, anak-anak dapat turut melaporkan masalah yang terjadi, sehingga Pemkot Surabaya dapat berperan cepat dan tanggap dalam memberi solusi terhadap setiap permasalahan yang ada," kata Tomi.

Tomi menjelaskan, perlindungan anak-anak sama artinya dengan melindungi masa depan Kota Surabaya. Melalui sinergi berbagai pihak, kata dia, diharapkan masa depan Kota Surabaya berada dalam keadaan yang aman dan sejahtera.

"Kami juga memfasilitasi anak-anak disabilitas karena kami ingin suara dan aspirasi anak-anak bisa didengar. Bahkan, bisa ikut terlibat dalam forum diskusi/musyawarah mengenai proses pembangunan kota di tingkat RT/RW, kelurahan, dan kecamatan," ujar dia.

Sebab, kata dia, masih banyak orang tua yang belum mengetahui trend atau fenomena populer di kalangan anak-anak. Apalagi, tidak sedikit orang tua laki-laki dan perempuan yang harus sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam keluarga.

"Orang tua sering repot dengan pekerjaannya. Melalui FAS, mereka akan memfasilitasi dan melibatkan Forum Anak Kecamatan untuk menggali potensi anak-anak serta melaporkan persoalan anak-anak di lingkungan mereka," kata dia.

Oleh karena itu, kata Tomi, pihaknya memberikan pelatihan kepada para anggota FAS sebagai pelopor gerakan dalam solusi dari permasalahan anak yang berada di lingkungan sekitar (agent of change). Mereka akan terlibat aktif untuk melaporkan ketika mengalami, melihat, dan merasakan tidak terpenuhinya hak dan perlindungan Anak.

"Mereka juga kita libatkan dari awal proses perencanaan, mangkanya kita ikutkan di level Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) untuk menyampaikan usulan atas permasalahan yang ada di Kota Surabaya," ujar dia.

Sementara itu, Ketua FAS, Neerzara Syarifah Alfarizi mengatakan, forum anak di level kecamatan adalah usulan dari anggota FAS.

"Kami yang menjadi pelopornya dan tentunya sangat excited (bersemangat) sekali. Karena sekarang, kami sudah merancang konsep dan sudah ditentukan penanggung jawab untuk kegiatan. Insya Allah kami juga akan mengadakan roadshow di berbagai wilayah di Kota Surabaya, seperti di wilayah Surabaya Barat, Selatan, Timur, dan Utara," kata siswi SMK Negeri 10 itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement