Rabu 18 Jan 2023 07:52 WIB

Tak Ada Penerus, Generasi Muda tak Lagi Berminat Jadi Perajin Lidi Dupa

Saat ini, sebagian besar perajin sudah berusia tua.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana pembuatan dupa di Dusun Kenongo, Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Suasana pembuatan dupa di Dusun Kenongo, Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur (Jatim).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Generasi muda di Dusun Kenongo, Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sudah tidak lagi berminat menjadi perajin lidi dupa yang berbahan lokal. Mereka lebih menyenangi lidi yang berasal dari Cina karena mudah diolah menggunakan mesin yang harganya mencapai Rp 36 juta.

Perajin dupa, Supardi mengatakan, bahan lidi yang berasal dari Gunung Kawi memang tidak terlalu bagus. Proses pembuatannya sering membuat lingkungan mereka kotor. "Malah kotorannya (serpihan bahan lidi) bisa sampai ke rumah-rumah tetangga," kata Supardi di kediamannya.

Dari sisi penampilan, kata dia, permukaan lidi lokal relatif kasar. Jika dimasukkan ke mesin pengisi arang, maka lidinya akan rusak. Mesin yang dibeli dari Thailand tersebut hanya bisa menerima lidi berbahan halus seperti dari Cina.

Akibat kondisi tersebut, penerus pembuat lidi dupa lokal pun akan hilang. Sebab, saat ini sebagian besar perajin berusia tua. Padahal dia meyakini kotoran dari lidi lokal tidak menimbulkan penyakit apabila dilihat dari kesehatan para perajin saat ini.

Minimnya sumber daya manusia (SDM) membuat jumlah pabrik lidi lokal pun terus berkurang. Di sekitar tempat tinggalnya, pernah ada 14 pabrik lidi lokal yang lokasinya berpisah-pisah. Namun saat ini hanya tinggal tiga pabrik, termasuk milik Supardi.

Saat ini pabrik lidi dupa lokal milik Supardi hanya memiliki lima karyawan. "Anak muda tidak ada. Tua-tua semua. Lima karyawan dan dulu mereka pernah belajar mengolah lidi dupa di Bali," ungkap Supardi.

Di sisi lain, ia tidak menampik pembelian bahan baku lidi dari lokal relatif lebih murah dibanding dari Cina. Dia mencontohkan pembelian lidi lokal bisa mencapai Rp 4.000 per kilogram (kg). Selain murah, bahan ini juga mudah didapatkan karena hanya perlu ke wilayah Gunung Kawi.

Sementara itu, lidi yang bahan bakunya dari Cina dapat mencapai Rp 25 ribu per kg. Besaran kilogram ini belum termasuk penambahan arang yang dapat menambah beban lidi nantinya. Selanjutnya, 30 kg lidi Cina yang telah diolah menjadi dupa seutuhnya akan memiliki berat sekitar 1,5 kuintal.

Dijelaskan, seluruh dupa produksinya biasanya akan dikirim ke wilayah Bali. Untuk harga 30 kg dupa bahan Cina dibanderol sekitar Rp 300 ribu. Sementara itu, harga 40 kg dupa bahan lokal acap dijual sekitar Rp 250 ribu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement