Selasa 30 Oct 2012 12:03 WIB

Ponsel Belahan Jiwa

Ponsel Symbian Belle
Ponsel Symbian Belle

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Handphone (HP) adalah alat komunikasi yang kini telah menjadi kebutuhan bagi manusia. Tidak hanya orang dewasa, anak-anakpun kini telah memiliki HP. Awalnya HP hanya dimiliki oleh orang-orang kaya, karena harganya yang  mahal menjadikan HP sebagai  barang mewah dan berharga. Namun, saat ini HP dapat dijangkau oleh masyarakat menengah kebawah. Dengan uang kurang lebih Rp.100.000,00 orang-orang dapat memiliki HP.

HP memang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Selain sebagai alat komunikasi, HP juga memiliki berbagai fitur, seperti game, internet, radio, musik, foto dan video. Meskipun tidak semua HP memiliki fitur ini, namun HP yang memiliki fitur complete pun berharga murah. Namun HP juga dapat berdampak negatif bagi kesehatan kita, mengingat radiasi yang dihasilkan dari HP. Akibatnya kanker otak dapat menyerang para penguna HP menahun. Selain itu, bagi pengguna HP fanatic, HP dapat menghambat aktivitasnya. Setiap detik kebanyakan orang tidak dapat lepas dari HPnya, bahkan HP digunakan setiap waktu tanpa jeda.

Bagi seorang remaja, HP telah menjadi belahan jiwanya. “Jangankan seminggu, sehari tanpa HP rasanya gak sanggup” ujar Rosad seorang mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Mereka lebih banyak menghabiskan waktunya dengan HP daripada melakukan hal yang lebih bermanfaat. Katanya fitur-fitur HP dapat mengusir kejenuhan.

Dua remaja berpendapat berbeda ketika ditanya memilih kehilangan HP atau kekasih. Yang pertama lebih baik kehilangan HP “sepenting apapun HP, HP gak akan menyayangi kita seperti seorang kekasih”. Dan pendapat kedua lebih baik kehilangan kekasih “kekasih bisa dicari lewat HP” ujar seorang remaja.

Melihat berbagai dampak negatif yang muncul, tidak membuat HP terlihat buruk, karena manfaatnya pun tidak kalah banyaknya. Tanpa HP orang akan kesulitan berkomunikasi dan menjaga silaturahmi dengan orang lain. HP akan terlihat baik untuk dimiliki jika pemilik menggunakannya dengan tepat. Gunakan jika benar-benar diperlukan, agar tidak membuang waktu dan mengundang berbagai dampak buruk lainnya.

Penulis: Nurleni (Ilmu Komunikasi Jurnalistik, UIN SGD Bandung)

sumber : UIN Sunan Gunung Djati
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement