Kamis 24 May 2012 15:29 WIB

Kemana Lapangan Hijauku?

Lapanganku Mana ?
Foto: Puji Romadoni
Lapanganku Mana ?

REPUBLIKA.CO.ID, Sangat sulit menemukan lapangan hijau di Jakarta. Rumput hijau yang alami dan gawang di kedua sisinya. Bahkan jarang terlihat hemparan tanah yang luas karena proyek pembangunan yang tiada henti-hentinya di Jakarta.

Proyek pembangunan apartemen, perusahaan, bahkan jalan tol yang sedang di rancang oleh pemerintah terus digalakkan. Dahulu sebuah lapangan hijau terhampar kini menjadi sebuah Apartemen, Gudang dan bahkan jalanan beraspal.

Inilah yang membuat kami kebingungan mencari tempat untuk beraktifitas di Ibu kota ini. Seperti bermain bola atau sekedar untuk lari-lari pagi. Apakah nanti akan terjadi dimana anak cucu kita tak dapat lagi menemui lapangan yang hijau atau sebuah tanah yang ada hanya aspal-aspal dan bangunan –bangunan bertingkat ?

Sekarang hanya untuk bermain sebuah bola futsal kita harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit sekitar RP 135.000/jam sampai 250.000/jam itupun bukan rumput alami melainkan rumput sintesis yang tak lain adalah benda mati yang tak punya kesegaran .

Apakah masa depan nanti hanya ada gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi dengan gagahnya dan kendaran bermotor tak lagi menyentuh tanah melainkan  bebas melayang di udara ? tanah tak lagi di butuhkan manfaatnya, pohon hanya menjadi kenangan bahkan legenda yang di ceritakan turun temurun oleh orang tua. Apakah itu masa depan yang kita inginkan? Apakah itu yang kita harapkan?

Oleh Puji Romadoni (Mahasiswa LP3I)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement