Kamis 10 Apr 2014 04:00 WIB

Nyaman Tanda Bahaya

Pembangunan jalan tol Jakarta Outer ring road
Foto: Antara
Pembangunan jalan tol Jakarta Outer ring road

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Rutinitas kehidupan menuntut setiap individu untuk menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Jalan tol hadir dalam rangka memudahkan aktivitas manusia.

Tujuan penggunaan jalan tol adalah menghindari kemacetan maupun mempersingkat jalan tempuh dari satu tempat ke tempat lain. Agar semakin efisien dibuatlah berbagai sistem yang dapat memperlancar akses jalan tol. Antara lain dengan adanya gardu e-toll, pelayanan konstruksi perbaikan jalan tol, penambahan jalur tol, pelebaran kapasitas jalan dan lainnya.

Dengan segala fasilitas yang disediakan, mengendarai mobil di jalan tol memang relatif lebih mudah daripada mengendarai mobil di jalan biasa. Jalan lurus tak ada rintangan serta kondisi jalanan yang lengang. Sayangnya, kondisi jalanan seperti ini justru menyebabkan banyak pengemudi lalai dalam mengemudi.

Data dari kepolisan lalu lintas Purwakarta menyebutkan bahwa 43 persen kecelakaan yang terjadi di Purwakarta bersumber dari kecelakaan di jalan tol Cipularang. Hal ini menunjukkan bahwa kecelakaan di jalan tol masih termasuk tinggi. Dari data hasil survey Jasa Marga, disebutkan bahwa faktor tertinggi dalam kecelakaan tersebut adalah faktor kelalaian pengemudi.

Kelalaian pengemudi disebabkan oleh faktor-faktor kenyamanan pada jalan tol. Medan jalan yang mudah serta waktu tempuh dalam mengemudi di jalan tol yang cukup lama adalah beberapa faktor yang menyebabkan banyak pengemudi mudah mengantuk dan bosan saat berkendara di jalan tol. Selain itu banyak pula faktor keselamatan yang lupa diperhatikan, seperti penggunaan seatbelt maupun kondisi kendaraan yang prima.

Penulis: Atifah Rabbani – Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement