Jumat 13 Jan 2023 07:35 WIB

Universitas Islam Madinah Gelar Temu Alumni

Alumni Universitas Islam Madinah dan kampus Arab lainnya harus berkontribusi positif.

Rep: Ali Yusuf / Red: Erdy Nasrul
Alumni Universitas Islam Madinah bersilaturahim
Foto: Erdy Nasrul/Republika
Alumni Universitas Islam Madinah bersilaturahim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Universitas Islam Madinah (UIM) menyelenggarakan pertemuan Forum Alumni Universitas-Universitas Saudi Arabia se-Asia Pasifik di Hotel Sahid Jakarta, Selasa-Kamis (10-12/1/2023). Acara yang berpusat di Hotel Sahid Jakarta tersebut bekerjasama dengan Perkumpulan Alumni Jamiah Islamiyah Madinah (PAJIM). Acara ini juga diikuti oleh  Universitas King Faisal dan Universitas King Abdul Aziz.

Acara tersebut menjadi salah satu upaya UIM mewujudkan visi-misi kampus sebagai mercusuar Islam global. Tujuan tersebut tak bisa tercapai tanpa peran para alumni yang sudah tersebar di seluruh dunia.

“Universitas Islam Madinah berusaha menjadi mercusuar Islam global, pelopor dalam ilmu pengetahuan dengan menyediakan lingkungan pendidikan dan penelitian yang memacu inovasi, menguatkan kewirausahaan dan menyokong pembangunan berkelanjutan serta kolaborasi sosial masyarakat,” kata Rektor UIM, Pangeran Dr. Mamdouh bin Saud bin Tsunayyan Al Saud. 

Ada empat tema besar yang menjadi fokus pembahasan dalam forum tersebut. Pertama, Upaya alumni UIM di bidang penyebaran ilmu dan pengetahuan. Kedua, UIM ingin mengajak seluruh alumni menjelaskan konsep moderasi dalam Islam dan mendakwahkannya, melawan ekstremisme, mendakwahkan toleransi Islam dan orientasi Kerajaan Arab Saudi yang moderat.

Ketiga, peran alumni UIM di bidang pengembangan hubungan negara mereka dengan Arab Saudi. Keempat, peran alumni dalam mengembangkan hubungan negara mereka dengan Kerajaan Arab Saudi.

“Kalian para Alumni merupakan bagian penting dari strategi universitas ini, karena berusaha untuk menjadi cerminan terdepan bagi mahasiswa yang berbakat dan terkemuka di dunia Islam,” kata Pangeran Mamdouh bin Saud.

Pangeran Mamdouh menjelaskan, UIM telah melahirkan ribuan mahasiswa setiap tahun. Mereka mewakili 170 negara di seluruh dunia. Mahasiswa dari bagian timur Asia merupakan jumlah terbesar.

UIM terus berupaya menjadi lembaga pendidikan yang mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu sains. Tujuan tersebut tak bisa tercapai tanpa peran sentral dari para alumni. “Ini bisa dicapai melalui dukungan dan partisipasi alumni setelah lulus,” katanya.

Acara yang dihadiri sekitar 500 alumni dari kawasan Asia Pasifik itu turut dihadiri Imam dan Khatib Masjidil Haram, Syekh Dr Shalih bin Abdullah bin Humaid. Dia menyampaikan peran UIM dalam mensyiarkan nilai-nilai Islam moderat ke seluruh dunia.

Selanjutnya, acara dilanjutkan sesi talkhow diisi alumni yang telah menjadi tokoh masyarakat dan tokoh nasional di negara masing-masing. Di antaranya ada Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) dan Menteri Dalam Negeri Maladewa Imran Abdulla. Demikian pula tokoh-tokoh dari Thailand, Singapura, China, Filipina, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia.

Sesi pertama membicarakan peran alumni UIM dalam menyebarkan ilmu pengetahuan yang dipandu Dubes Arab Saudi untuk Indonesia, Syekh Essam bin Abed Al-Thaqafi.  Sesi kedua menitikberatkan pada pembahasan konsep moderasi dalam Islam dan peran alumni dalam mendakwahkan konsep tersebut. 

Sesi ketiga membincangkan pengembangan negara asal alumni dengan Arab Saudi. Lalu ditutup dengan pembicaraan terkait peran alumni mengembangkan hubungan negaranya dengan Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement