Jumat 09 Dec 2022 12:31 WIB

Stabilkan Harga Jelang Nataru, Jatim Teruskan Operasi Pasar

Operasi pasardi Jatim digelar sejak akhir September 2022

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Warga antre membeli beras murah seharga Rp41.500 per kemasan 5 kilogram saat operasi pasar di Kelurahan Burengan, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (28/9/2022). Pemerintah daerah Kota Kediri menyediakan sebanyak 300 bungkus beras murah kemasan 5 kilogram per kelurahan sebagai upaya menekan inflasi menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Warga antre membeli beras murah seharga Rp41.500 per kemasan 5 kilogram saat operasi pasar di Kelurahan Burengan, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (28/9/2022). Pemerintah daerah Kota Kediri menyediakan sebanyak 300 bungkus beras murah kemasan 5 kilogram per kelurahan sebagai upaya menekan inflasi menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Program operasi pasar yang dijalankan Pemerintah Provinsi Jawa Timur bakal terus dijalankan, bahkan hingga perayaan natal dan tahun baru 2023. Direktur PT. Jatim Graha Utama, Mirza Muttaqien yang ditunjuk sebagai pelaksana menjelaskan, operasi pasar yang digelar dimaksudkan untuk menjaga kestabilan harga. Ia pun memastikan stok bahan pokok yang disediakan dalam setiap gelaran operasi pasar sangat cukup.

Mirza menjelaskan, operasi pasar yang digelar sejak akhir September 2022 menyediakan beragam bahan pokok yang dibanderol dengan harga murah, dan dilaksanakan sepekan sekali. Lokasinya pun berpindah-pindah. Ada 25 pasar di Jawa Timur yang menjadi sasaran gelaran operasi pasar. Mirza mengatakan program tersebut mendapat respon positif dari masyarakat. "Apalagi jelang akhir tahun, operasi pasar menjadi program yang dibutuhkan masyarakat. Sebab, tren harga sembako jelaNataru naik. Operasi pasar hadir di tengah masyarakat dengan harga terjangkau. Kami menawarkan di bawah harga rata-rata pasar," kata Mirza, Jumat (9/12/2022).

Baca Juga

Mirza menjelaskan, untuk bahan pokok disediakan di antaranya beras grade A yang di pasar tradisional harganya mencapai Rp 62 ribu per 5 kilogram. Sedangkan harga operasi pasar hanya Rp 52.500. Begitu juga dengan gula, harga di pasar Rp 13.500 hingga Rp 14 ribu per kilogram. Operasi pasar menjualnya dengan harga Rp 12.300 hingga Rp 12.500 per kilogram.

Mirza pun mengajak masyarakat untuk memanfaatkan program tersebut. "Tapi kami mengimbau masyarakat belanja dengan bijak sesuai kebutuhan, tidak perlu panic buying," ujarnya.

Plt Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jatim, Iwan mengatakan program tersebut merupakan bentuk perhatian kepada masyarakat. Pemerintah menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau. Stok yang digelontor juga cukup besar. "Sangat bisa mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun," ujarnya.

Ia menjelaskan, lokasi operasi juga berada di tengah masyarakat, yakni pasar tradisional di daerah. Harapannya, program tersebut bisa tepat sasaran. Ia menambahkan, untuh harga bahan pokok yang meningkat di pasar menjelang Nataru, bukan karena stok bahan baku di Jawa Timur yang menipis. Tetapi lebih karena tren dimana saat Nataru biasanya harga mengalami kebaikkan. "Pemerintah Provinsi Jatim sudah berkoordinasi dengan berbagai elemen untuk memantau ketersediaan barang. Sesuai info yang kami terima, semua masih sangat aman," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement