Rabu 23 Nov 2022 06:08 WIB

Gempa di Cianjur Dapat Terjadi Lagi Tiap 20 Tahun Sekali

Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, dan Bandung merupakan kawasan rawan gempa.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus Yulianto
TNI dan SAR mencari korban di rumah yang roboh pasca gempa bermagnitudo 5,6, di Cianjur, Indonesia, 22 November 2022.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
TNI dan SAR mencari korban di rumah yang roboh pasca gempa bermagnitudo 5,6, di Cianjur, Indonesia, 22 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menganalisa gempa di Kabupaten Cianjur. Hasilnya, gempa di wilayah ini diprediksi akan berulang setiap 20 tahun sekali. 

Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Dia menyebutkan, gempa serupa pernah terjadi pada tahun 2000 dan 1982. Oleh karena itu, ke depan, perlu diperhitungkan untuk membangun rumah atau bangunan tahan gempa.

"Analisis kajian BMKG merupakan gempa dengan periode ulang kurang lebih 20 tahun. Sebelumnya tahun 2000 yaitu 22 tahun yang lalu dan sebelumnya lagi tahun 1982, 18 tahun yang lalu," ujar dia dalam konferensi pers, Selasa (22/11/2022).

Dwikorita mengimbau, bangunan rumah warga di wilayah tersebut harus tahan gempa. "Dan karena lokasi banyak rumah yang runtuh itu juga berada pada lokasi rawan longsor juga perlu diperhatikan tahan longsor atau mencari tempat yang aman," tambahnya.

Setelah berdiskusi dengan Bupati Cianjur Herman Suherman, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, maka akan disiapkan bangunan tahan gempa di masa rehabilitasi dan rekonstruksi nanti.

"Karena gempa dapat terulang kemudian dikurang lebih 20 tahun ke depan. Sehingga pada masa pada tahap rekonstruksi mohon benar-benar diperhatikan agar bangunannya tahan gempa," sambung dia.

Saat ini, lanjut Dwikorita, BMKG juga melakukan survei untuk mengidentifikasi tanah-tanah yang relatif lebih aman terhadap guncangan gempa. BMKG juga sudah menemui tim mitigasi bencana dari pusat geologi untuk mengkaji tanah yang relatif aman dan tidak aman dari bencana longsor.

"Nanti kami akan integrasikan hasil survei tersebut untuk mendukung proses rekonstruksi dalam menentukan kalau memang terpaksa harus mencari tempat yang aman, ada datanya lah, berbasis data," ujar Dwikorita.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan, wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, dan Bandung merupakan kawasan rawan gempa secara permanen. Karena, kelimanya merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks yang meliputi sesar Cimandiri, sesar Padalarang, sesar Lembang, dan sesar Cirata.

"Gempa yang tidak menimbulkan bencana bisa diantisipasi dengan bangunan yang kuat. Terjadinya korban meninggal dan lain-lain, itu bukan karena gempa, tapi struktur bangunan," ujar Daryono.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement