Senin 25 Jul 2022 14:23 WIB

Prodi S1 Perbankan Syariah STEI SEBI Adakan Workshop Kurikulum

Penting, mendesain kurikulum yang tetap relevan dengan perkembangan zaman.

Program Studi (Prodi) S1 Perbankan Syariah STEI SEBI melaksanakan kegiatan Workshop Kurikulum Perbankan Syariah,  pada Senin (18/7/2022).
Foto: Dok STEI SEBI
Program Studi (Prodi) S1 Perbankan Syariah STEI SEBI melaksanakan kegiatan Workshop Kurikulum Perbankan Syariah, pada Senin (18/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Perkembangan zaman yang begitu cepat dan perubahan perilaku di tengah masyarakat, menuntut berbagai bidang yang terkait di dalamnya untuk segera beradapatasi agar tetap bisa eksis dan mempertahankan diri dari berbagai ketidakpastian yang ada. Kondisi ini juga diperkuat adanya pandemi Covid-19 dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Berbagai penyesuaian dilakukan agar roda perekonomian di tengah masyarakat tetap bisa berjalan, begitu juga di bidang pendidikan dan  bidang-bidang yang lain. 

Di bidang pendidikan, salah satu hal yang sangat penting untuk terus dievaluasi dan dikembangkan bahkan dalam kondisi normal sekalipun adalah sistem kurikulum yang digunakan. Karena sistem kurikulum inilah yang akan menjadi acuan bagaimana proses pendidikan pada suatu instansi atau lembaga akan dilaksanakan. Tentunya sistem kurikulum yang baik adalah yang bisa menjawab tantangan kehidupan di masa yang akan datang.

Menyikapi kondisi tersebut, Program Studi (Prodi) S1 Perbankan Syariah STEI SEBI melaksanakan kegiatan Workshop Kurikulum Perbankan Syariah,  pada Senin (18/7/2022). Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan pembaharuan kurikulum yang sudah ada sebelumnya untuk disesuaikan pada kondisi saat ini. 

 “Upaya ini dilakukan untuk mendesain kurikulum yang tetap relevan dengan perkembangan zaman dan juga teap diminati oleh generasi-generasi muda saat ini,” kata Dr Aziz Budi Setiawan SEI  MM selaku Wakil Kepala 1 (WK 1) Bagian Akademik STEI SEBI, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (25/7/2022).

Narasumber yang diundang pada kegiatan ini berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, di antaranya adalah para akademisi, praktisi dan juga dari asosiasi. “Tujuannya agar masukan-masukan yang diterima dalam proses perumusan kurikulum ini berasal dari berbagai bidang yang terkait dengan perbankan syariah dan pertimbangan-pertimbangan yang didapat juga akan semakin beragam,” ujarnya.

Sejumlah  narasumber yang turut memberikan masukan terhadap draft kurikulum yang telah dibuat oleh Prodi Perbankan syariah adalah Heny Yuningrum  SE  MSi (ketua Asosiasi Prodi Perbankan Syariah), Tika Arundina Aswin  SE  MSc  PhD (akademisi), Aditya Prawira  SEI  MSi ( Bank Syariah Insonesia), Handri Rahmat Ilahi (Bank BJB Syariah Cabang Depok), Aep Saepudin  SEI  MESy (Bank Syariah Bumi Rinjani), dan juga beberapa dosen tetap Prodi Perbankan Syariah STEI SEBI.

Berbagai masukan dan saran disampaikan oleh para narasumber. Ada beberapa hal yang menjadi titik berat pembahasan dari para narasumber yang hadir, di antaranya penerapan digitalisasi pada setiap mata kuliah yang diajarkan dan pembekalan mahasiswa berkaitan dengan softskill-softskill yang dibutuhkan dalam industri keuangan syariah.

Menurut Handri (Bank BJB Syariah Cabang Depok), “Karir para pekerja di industri perbankan syariah itu tidak hanya ditentukan oleh hardskill yang ia miliki, akan tetapi sofskill yang berkaitan dengan kemampuan public speaking, kemampuan bekerja sama dalam tim, dan lain sebagainya juga menjadi faktor penting dalam perjalanan karir mereka.” 

Hal tersebut selaras dengan pendapat Aep Saepudin (Bank Syariah Bumi Rinjani). “Jika perlu, para mahasiswa ini diberi mata kuliah yang berhubungan dengan service excellent karena industri perbankan tidak lepas dari pelayanan jasa bagi para nasabahnya,” ujar Aep Saepudin.

Pada akhir kegiatan, Firmansyah  SEI  MM selaku ketua Prodi S1 Perbankan Syariah menyatakan harapannya agar komunikasi semacam ini dapat terus berlanjut. “Hal itu penting agar proses perkuliahan di STEI SEBI khususnya perbankan syariah dapat selaras dengan kebutuhan sumber daya manusia dimasa yang akan datang dan mampu membuka peluang-peluang baru terhadap perkembangan ekonomi syariah di Indonesia,” kata Firmansyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement