Senin 25 Jul 2022 13:19 WIB

Surya Paloh Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Brawijaya

Surya Paloh dinilai aktif dalam pembebasan sandera di Filipina.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berjalan menuju presidensial lounge di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berjalan menuju presidensial lounge di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menerima gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, Malang. Ia menerima gelar gelar doktor di bidang sosiologi politik.

Paloh mengaku merasa terhormat ketika dikukuhkan sebagai bagian dari keluarga besar Universitas Brawijaya. Pasalnya, universitas tersebut mengingatkannya pada kebesaran salah satu kerajaan di Indonesia, yakni Kerajaan Majapahit.

Baca Juga

"Sungguh bahagia dan bangga rasanya, hari ini bisa berdiri di sini, dikukuhkan sebagai bagian dari keluarga besar Universitas Brawijaya, Malang. Sebuah kehormatan yang tak terhingga untuk menerima penghargaan gelar Doktor Honoris Causa dari salah satu kampus ternama di Tanah Air ini," ujar Surya Paloh di Universitas Brawijaya, Malang, Senin (25/7/2022).

Dalam orasi ilmiahnya, ia menyampaikan tema sekaligus ajakan berupa upaya meneguhkan kembali politik kebangsaan. Sebuah tema yang menurutnya terdengar klasik, tetapi tetap harus dikumandangkan.

Pada kesempatan itu, ia mengajak semua pihak dan apapun profesi untuk mengupayakan semua perilaku. Serta, orientasi masyarakat demi terbangunnya kebaikan bersama dalam bingkai kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Sebuah pekerjaan yang terus-menerus kita jalankan dan menjadi kontekstual untuk disuarakan terlebih menjelang pesta demokrasi 2024 nanti," ujar Paloh. Tahun 2022, jelas Ketum Nasdem, disebut banyak pihak sebagai tahun politik. Namun tahun-tahun sebelumnya, seolah tidak berisi dialektika dan keputusan politik.

Padahal setiap harinya masyarakat selalu berpolitik, sebab keberadaan lembaga-lembaga politik dalam kehidupan bernegara pastilah meniscayakan adanya kehidupan politik. Namun, ia paham bahwa sebutan ini merujuk pada momentum Pemilu 2024.

"Situasi dan interaksi para elit partai semakin dinamis, berbagai spekulasi politik pun terus bergulir. Setiap partai politik bersiap diri, mengambil ancang-ancang, memanaskan mesin politik masing-masing, mengukur kekuatan diri dan lawan, sekaligus saling menjajaki dan memetakan kekuatan-kekuatan yang ada," ujarnya.

Dekan Fisip Universitas Brawijaya Sholih Mu'adi mengatakan, penganugerahan kepada Surya Paloh sudah melalui tahapan dan proses meneliti rekam jejak, sosok, dan keilmuannya. Termasuk sudah dipelajari para promotor secara cermat.

"Ada banyak hal semua orang harus tahu. Sosok Surya Paloh aktif dalam pembebasan sandera di Filipina. Itu tercatat dalam sejarah, tidak main-main," ujar Sholih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement