Rabu 23 Oct 2019 14:35 WIB

Amanah dan Semangat Baru Kabinet Kerja Jilid II

Masyarakat diminta sikapi pemilihan kabinet kerja II dengan harapan dan kegembiraan

Pengenalan Kabinet Indonesia Maju. Presiden Joko Widodo bersama Wapres Maruf Amin saat mengenalan jajaran Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Pengenalan Kabinet Indonesia Maju. Presiden Joko Widodo bersama Wapres Maruf Amin saat mengenalan jajaran Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10).

Bursa calon menteri mulai menghiasai layar kaca, dan media-media kita di Indonesia. Pada Senin (21/10/2019) lalu, sejumlah beberapa pejabat, dan profesional hadir memenuhi panggilan Presiden, Joko Widodo (Jokowi) ke Istana Negara. Sejumlah nama-nama bakal calon menteri bermunculan di ruang publik.

Hal tersebut dibuktikan dengan kehadiran beberapa tokoh dimulai dari mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, lalu ada CEO Gojek Nadiem Makarim, juga pemilik Mahaka Grup Erick Tohir. Selain itu, hadir Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan wakilnya Edhy Prabowo, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto, Komisaris Utama NET Mediatama Televisi Wishnutama, dan kini mantan Menteri Keuangan pada Kabinet Kerja Jilid I Sri Mulyani.

Baca Juga

Siapapun yang terpilih mengemban amanah pada Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Ma'ruf ini harus kita sikapi dengan penuh rasa kegembiraan sebagai suatu harapan dan semangat baru. Kemudian, menyelesaikan setiap berbagai persoalan dan tantangan bangsa. Kita lihat banyak kasus yang belum dapat tuntas pada Kabinet Kerja Jokowi-JK lalu, seperti adanya perevisian Undang-Undang seperti UU KPK, RKUHP.

Lalu, permasalahan kasus Novel Baswedan, masih banyak terjadi praktik Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN), hilangnya aktivis HAM yang sampai saat ini belum tuntas. Selain itu, permasalahan Papua, Kabut asap yang masih terjadi di Riau dan sekitarnya, pemerataan pembangunan dan pemberian fasilitas sekolah di daerah terpencil juga belum mencukupi, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini, Indonesia harus tetap berdiri dan berjalan diatas rel kebenaran, persatuan dan kesatuan.  Begitu juga para pemimpin bangsa. Pada kesempatan ini, siapapun kandidat yang terpilih menjalankan amanah pada Kabinet Kerja Jilid II ini mereka harus mampu mengemban amanah dengan baik, jujur, adil, bijaksana, dan mengedepankan nilai luhur Pancasila. Pancasila dimaknai bukan sebatas pemahaman hafalan semata oleh segenap warga negara (dari elit sampai rakyat biasa), melainkan dijiwai dan dipraktikkan dalam kehidupan bangsa.

Selain itu, dalam upaya mewujudkan pemimpin yang diharapkan dapat berkepribadian amanah, seorang pemimpin dapat menjalankan amanah profetis (kenabian). Amanah profetis ini tercermin pada sifat kepemimpinan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sifat tersebut yaitu Siddiq adalah jujur. Sifat jujur ini harus ada dalam setiap tokoh pemimpin bangsa, presiden, wakil presiden, dan segenap jajarannya. Jujur dalam bersikap, dan berperilaku menjalankan amanahnya.

Lalu, amanah. Karakter amanah ini dapat diterapkan dengan amanah menjalani tugas, pokok, fungsinya sebagai elit bangsa, amanah ketika dimandatkan dalam tugas negara, dan menjaga amanah yang telah diberikan oleh rakyat (konstituen). Sementara, sifat jujur ini masuk kepada sifat tulus, dan upaya menghormati perbedaan dengan keyakinannya, bukan merasa paling benar sendiri atau pihaknya paling benar.

Selanjutnya, sifat fathonah berarti cerdas. Seorang pemimpin haruslah cerdas. Cerdas diartikan ia mampu mengelola dan menerapkan secara bijaksana ilmunya ke dalam tindakan nyata yang berorientasi pada kemaslahatan umat. Memiliki sifat cerdas ini merupakan upaya profesionalitas dan kompetensi sebagai seorang pemimpin yang kredibel dan berintegritas.

Terakhir, sifat tabligh. Kepemimpinan yang mampu menyampaikan dengan baik, jelas, dan mudah dicerna oleh rakyatnya. Pemimpin selayaknya berupaya menyampaikan keterbukaan informasi, transparansi dana, dan berkomunikasi dengan efektif, tidak menyampaikan informasi yang menimbulkan kebingungan, dan ketakutan pada rakyat. Diharapkan, komposisi Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Ma’ruf terpilih, dapat menampilkan perilaku diatas, dan menjadi karakter kuat kepribadian bangsa.

Dengan kondisi demikian, negara, dalam hal ini elit dan rakyat pun harus senantiasa membangun kepribadian yang amanah, lalu bekerjasama untuk menyelesaikan satu demi satu berbagai permasalahan yang ada di negeri ini. Hemat saya, dengan semangat dan kesadaran akan pentingnya nilai Pancasila dan menjalani amanah dengan optimal menjadi kunci gerbang kemajuan bangsa. Semoga.

Pengirim: Bayujati Prakoso, S.I.Kom.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement