Rabu 04 Sep 2019 21:06 WIB

Bermuhasabah di Tahun Baru Hijriyah

Bermuhasabah lewat hijrah dari kehidupan kufur menuju cahaya terang Islam

Warga melakukan pawai obor menyambut Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah di kawasan Astanaanyar, Kota Bandung, Senin (10/9) malam
Foto: Abdan Syakura
Warga melakukan pawai obor menyambut Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah di kawasan Astanaanyar, Kota Bandung, Senin (10/9) malam

REPUBLIKA.CO.ID, 1 muharram bukan hari yang biasa bagi kaum muslimin. 1 muharram atau yang biasa disebut tahun baru hijriyah ini mempunyai kisah yang perlu diambil ibrahnya. Pada saat itu Amirul mukminin Umar bin Khattab ra. menanyakan sebuah momentum untuk menetapkan pengkalanderan Islam kemudian Ali bin Abi Thalib memilih momentum Hijrah.

Momentum berpindahnya Rasulullah SAW dan para sahabat dari Makkah menuju Madinah karena keadaan yang semakin tak terkendali dan penyiksaan kaum kafir Quraisy pada kaum muslim yang semakin menjadi-jadi. Maka Hijrah itulah yang menjadi jalan keluar dari berbagai macam kesulitan yang dialami Rasulullah SAW dan para sahabat dalam menyampaikan risalah Islam.

Baca Juga

Dan dari peristiwa Hijrah itulah kekufuran yang melanda masyarakat arab semakin memudar dan akhirnya digantikan dengan kemuliaan Islam dan bumi madinah menjadi harum serta sejuk akan Syariat Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Islam semakin menyebar luas, cahayanya nampak semakin benderang. Peristiwa Hijrah pada waktu itu menjadi sejarah yang tidak akan dilupakan oleh kaum muslimin. 

Hijrah pada Saat ini

Itulah zaman sekarang Hijrah adalah berubahnya seseorang dari perilaku maksiat, kebiasaan jahiliyah menuju ketaatan pada Sang Khaliq secara totalitas. Dan saat ini fenomena Hijrah mulai menjadi sorotan. 

Banyak selebritas-selebritas dan millenial berbondong Hijrah meninggalkan kehidupannya yang jahiliyah menuju perbaikan diri. Tentunya hal ini merupakan sesuatu yang menggembirakan karena di zaman penuh kerusakan ini telah nampak berbagai pembangkangan manusia pada Sang Pencipta. Rasanya seperti dikembalikan pada masa-masa dimana masyarakat Arab belum mengenal Islam dan hidup penuh kejahiliyahan 

Tidak jauh berbeda karena telah nyata maksiat kini dianggap sebagai suatu yang lazim, dan kebanyakan manusia menghamba pada hukum buatan manusia itu sendiri. Sedangkan aturan dan hukum Allah SWT ditinggalkan.

Maka "Hijrah" saat ini harus dilakukan oleh umat Islam khususnya. Bukan dalam konteks berpindah tempat akan tetapi berpindah dari kehidupan dan sistem kufur dan penuh kemaksiatan serta kejahiliyahan untuk menuju Islam. Islam yang membawa rahmat, Islam yang membawa cahaya terang bagi semesta alam, Islam yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW yaitu Islam yang diterapkan di semua lini kehidupan manusia. 

Mengambil Ibrah dari momentum Hijrah dan bermuhasabah di saat tahun baru Hijriyah ini adalah hal penting yang harus dilakukan oleh kaum muslimin.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement