Selasa 20 Mar 2012 06:15 WIB

Ledakan di Tuban, Polisi: Itu Bukan Ulah Teroris

REPUBLIKA.CO.ID, TUBAN---Bunyi ledakan di kediaman Abdul Ghofur (48) di Desa Bangilan, Kecamatan Bangilan, Tuban, Jatim, Senin (19/3) sekitar pukul 05.30 WIB, cukup mengagetkan warga di desa setempat.

Bahkan juga warga luar desa, karena bunyi ledakan di pagi buta itu, terdengar hingga Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari Desa Bangilan.

Kejadian ledakan yang mengakibatkan pemilik rumah, Abdul Ghofur dan istrinya, Zairoh (48), menderita luka-luka pada kakinya terkena serpihan benda, seperti mika dan keramik, hangat menjadi perbincangan warga setempat.

Apalagi, kejadian ledakan itu berselang sehari dari kejadian tertembaknya lima terduga teroris di Denpasar, Bali.

"Itu perbuatan orang gila, tidak ada hubungannya dengan teroris, juga teror kepada keluarga kami," kata Penasehat Cabang Muslimat NU Tuban, Hj Hanifah Muzadi, di kediamannya.

Hanifah, yang juga kakak kandung mantan Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi itu, mengaku, tidak tahu motif, pelaku peledakan di kediaman Abdul Ghofur yang masih familinya itu.

Hal itu juga disampaikan Kepala Desa Bangilan, Kecamatan Bangilan, Sukirno, kecil kemungkinan ledakan itu, merupakan ulah teroris.
Pertimbangannya, pekerjaan sehari-hari Abdul Ghofur hanya sebagai pedagang di Pasar Bangilan, sedangkan istrinya, Zairoh, bekerja sebagai seorang guru di sebuah sekolah swasta di Bangilan, sehingga kecil kemungkinan menjadi sasaran teroris.
Ia meyakinkan, warga desanya yang berpenduduk sekitar delapan ribu jiwa, tidak ada yang pernah tersangkut jaringan teroris, termasuk tiga ponpes di desanya dan yang terbesar adalah Ponpes As Salam yang memiliki sekitar 1.000 santri dari berbagai daerah di Indonesia juga tergolong ponpes yang terbuka.
Namun, ia menduga, kejadian ledakan tersebut, ada hubungannya dengan perkawinan Dina Kamila, yang masih keponakan Abdul Ghofur, yang rumahnya persis di sebelahnya.
Rencananya, keluarganya itu, meramaikan pernikahan Dina Karmila, yang masih keponakan Abdul Ghofur, Selasa (20/3).
"Mau bagaimana lagi, hajatan tetap jalan, ya dalam kondisi tegang, sehabis terjadi ledakan," kata Muhlisin (37), kerabat Abdul Ghofur, menjelaskan.
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Hilman Thayib yang memastikan ledakan di Desa Bangilan, Tuban, Jawa Timur itu bukan bom.
"Kami pastikan bukan bom, karena unsur-unsur yang mengindikasikan itu, seperti unsur bahan peledak, pemicu, tematik, dan lainnya, tidak ada, apalagi wilayah itu selama ini tergolong aman," katanya.
Dimintai konfirmasi, Kapolda Jatim, Irjen Pol Hadiatmoko menyatakan, kejadian itu juga tidak ada kaitannya dengan jaringan teroris.
"Untuk mempercepat penyelidikan, Polda Jatim mengambil alih kasus itu. Penyelidikannya langsung di bawah kendali Direktorat Reserse Umum," katanya, menjelaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement