Senin 20 Feb 2012 18:53 WIB

Gas Elpiji 3 Kg Langka, YLKI: Ada Penimbunan

Para petugas pengisian gas Elpiji tengah memeriksa tabung gas.
Foto: kiosgeek.com
Para petugas pengisian gas Elpiji tengah memeriksa tabung gas.

REPUBLIKA.CO.ID,  MAKASSAR --  Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulawesi Selatan menduga kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram terjadi karena adanya penimbunan di tingkat distribusi.

"Hal itu bisa saja terjadi untuk mendongkrak harga jual di pasaran karena stok kurang,"kata Ketua YLKI Sulsel, Zohra Andi Baso di Makassar, Senin. Gas 3 kg untuk masyarakat kelas menengah ke bawah, kata Zohra, sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, namun apabila terjadi kelangkaan masyarakat akan dirugikan.

"Mesti Pertamina bertanggung jawab pada persoalan ini. Tindakan harus dilakukan untuk menyelesaikan persoalan kelangkaan gas itu agar masyarakat tidak dirugikan," paparnya.

Menurut dia, pasokan gas elpiji 3.400 metrik ton pekan lalu telah masuk Makassar untuk menutupi kebutuhan di Sulsel, namun ia menduga kelangkaan gas elpiji lantaran ada oknum yang tidak bertanggungjawab melakukan spekulasi agar harga melambung.

"Hal ini pasti dimanfaatkan oknum tertentu untuk menaikkan harga hingga dua kali lipat dari harga sebenarnya. Pertamina dan instansi terkait dalam hal ini pemerintah harus segera melakukan langkah-langkah pencegahan," ungkapnya

Syamsir salah satu perwakilan dari warga Kelurahan Buakana, Kecamatan Rappocini mengaku sangat kecewa lantaran sulitnya mendapatkan gas. Pasalnya, usaha makanan rumahan yang dijalankan terus merugi apalagi harga gas 3 kg naik menjadi Rp20 ribu pertabung.

"Akhir -akhir ini saya mulai rugi, kenapa susah sekali gas. Kami curiga ada penimbunan, karena kalau mau beli gas harus pesan dulu malamnya baru diterima pagi itu pun harga naik dua kali lipat dari harga biasa," sebut pengusaha makanan jadi ini.

Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin di sela dialog Pembangunan di RM Kaisar mengatakan, semesntinya Pertamina dapat mendeteksi agen mana yang bermain curang dalam mendistribusikan gas. Sebab menurut dia masyarakat akan dirugikan.

"Mestinya Pertamina bisa mendeteksi agen yang bermain dalam mendistribusikan gas, kasihan masyarakat itu dirugikan," ulasnya. Terkait dengan adanya isu Operasi Pasar, Kepala Bidang Perindustrian Disperindag dan Penanaman Modal Makassar, Dedi Permadi, membantah dengan mengatakan belum ada rencana untuk melakukan OP melihat kondisi masih kondusif.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement