Kamis 01 Dec 2011 22:13 WIB

Masalah Sampah Pantai Kuta Dikemas Jadi Bagian Paket Wisata

Warga membersihkan sampah yang terdampar dan mengganggu wisatawan di Pantai Kuta, Bali.
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Warga membersihkan sampah yang terdampar dan mengganggu wisatawan di Pantai Kuta, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, MANGUPURA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupaya ikut serta dalam penanganan sampah di Pantai Kuta, Bali, dengan menerapkan teknologi khusus.

Sekretaris Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Achyaruddin, di Kuta, Kamis menyatakan bahwa pihaknya mengemas masalah sampah di pantai itu menjadi suatu paket wisata edukasi. Sehingga, langkah ini bisa membalik citra buruk bagi masalah sampah kiriman di pantai tersebut.

"Masalah sampah di pantai objek wisata ini terus menjadi keluhan para wisatawan. Padahal, warga dan instansi terkait telah berupaya membersihkan sampah-sampah kiriman yang mengotori pantai itu," katanya pada acara seminar bertema "Penanggulangan Sampah Pantai Kuta".

Achyaruddin menyatakan pihaknya saat ini tinggal mencari kemasan yang tepat sehingga wisatawan ke Pantai Kuta tidak hanya berwisata. Tetapi, mereka juga bisa ikut menjaga kebersihan dan kelestarian pantai.

"Kalau dikelola dengan baik dan benar, besok kami akan bicara dengan industri, bagaimana sampah yang terjadi setiap periode, mulai November sampai April itu menjadi kegiatan yang menarik, dikemas sebagai suatu produk daya tarik," kata Achyaruddin.

Ia mengatakan secara teknologi sampah kiriman yang datang ke Pantai Kuta terlebih dahulu akan dijaring di tengah laut dengan menggunakan metode "Floaton Debris Trap". Dengan teknologi ini, sampah dikumpulkan di laut dengan jaring kemudian diangkut ke darat sehingga sampah tidak mencemari pantai. Berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Badung, jumlah sampah kiriman yang masuk ke Pantai Kuta setiap bulannya berkisar antara 500 hingga 1.400 meter kubik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement