Selasa 22 Nov 2011 21:42 WIB

Transaksi Lepas di Tapal Batas

Pintu gerbang perbatasan PNG di Skow, Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua.
Foto: Republika Online/Chairul Akhmad
Pintu gerbang perbatasan PNG di Skow, Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, SKOW – Perbatasan Skow atau Skow Point adalah palang pintu terakhir yang membatasi Indonesia dengan negara Papua New Guinea (PNG) di Pulau Cendrawasih bagian utara.

Bagi kedua warga negara, perbatasan Skow ibarat zona internasional bebas yang dimanfaatkan kedua pihak. Pasar Skow yang masuk wilayah Distrik Muara Tami, Papua, merupakan pasar terbesar di kawasan perbatasan ini.

Warga Vanimo, Ibukota Provinsi Sundown, PNG, biasa datang ke Pasar Skow untuk melakukan transaksi jual-beli dengan warga Papua. Demikian pula warga Skow, biasa masuk ke pasar yang terdapat di wilayah PNG.

Pintu perbatasan antara kedua negara secara resmi dibuka tiap hari, sejak pukul 09.00 hingga pukul 16.00 WIT. Namun, lewat waktu normal tersebut, warga di kedua sisi negara berbeda ini masih bisa keluar masuk ke wilayah Papua atau PNG.

"Biasanya, warga PNG yang masuk sini lewat waktu normal adalah orang-orang yang membeli rokok atau kebutuhan sehari-hari lainnya yang tak terdapat di Vanimo," jelas seorang anggota Kopassus TNI AD yang bertugas menjaga tapal batas.

Serdadu yang enggan menyebutkan namanya itu mengatakan, hubungan warga kedua negara berjalan cukup baik dan damai. "Namun, akhir-akhir ini agak memanas seiring dengan meningkatnya serangan kelompok bersenjata," ujar dia.

Ketika Republika Online berkunjung ke Skow, Sabtu (12/11) sore hari, keadaan di tapal batas sudah lengang. Hanya beberapa gelintir orang PNG yang masuk Skow dengan mengendarai motor. Ada pula sejumlah warga Papua yang melintas ke PNG dengan berjalan kaki melewati sebuah jalan kecil yang terletak di sebelah kiri pintu gerbang masuk PNG.

Selebihnya, yang terlihat hanyalah Prajurit TNI penjaga perbatasan dan para petugas imigrasi yang hendak pulang ke rumah masing-masing. Di sebuah lapangan kecil yang terletak di depan pos jaga TNI, tampak beberapa prajurit tengah bermain voli.

Anggota Kopassus berambut gondrong ini menuturkan bahwa dua hari sebelumnya, atau Kamis (10/11), terjadi penembakan di dekat kali Muara Tami, sekitar dua kilometer dari Pasar Skow. "Untungnya, penembakan yang dilakukan kelompok bersenjata itu tidak menimbulkan korban jiwa. Warga Papua yang ditembak mobilnya segera melarikan diri ke pos pengamanan sini," tuturnya.

Ketika ditanya apa tindakan TNI atau aparat keamanan di perbatasan untuk menindaklanjuti serangan tersebut? Prajurit yang berbicara dengan logat Jawa ini enggan berkomentar banyak. "Sudahlah, nggak usah terlalu dibahas. Yang penting situasi sudah bisa dikendalikan," kelitnya.

Hubungan RI-PNG

Hubungan Indonesia – PNG telah dimulai sejak 1973, dua tahun sebelum PNG memperoleh kemerdekaan tanggal 16 September 1975 dari Australia. Sejak itu, hubungan bilateral RI-PNG mengalami peningkatan.

Secara konsisten, pemerintah PNG mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan melarang keras kegiatan-kegiatan anggota-anggota kelompok TPN/OPM di wilayah PNG yang dapat merugikan kepentingan RI.

Setiap tahunnya, aparat keamanan PNG telah menginstruksikan dengan tegas larangan pengibaran bendera Bintang Kejora pada upacara peringatan HUT OPM yang dirayakan oleh sekelompok kecil masyarakat asal Papua garis keras di PNG. Pada forum regional, yaitu Pacific Island Forums Melanesian Spearhead Group (PIFMSG), Pemerintah PNG selalu menolak agenda untuk membicarakan OPM.

Hubungan bilateral kedua negara cukup baik, bahkan sangat baik dalam arti adanya peningkatan saling mengunjungi antara pejabat pemerintah maupun pihak non-pemerintah. Saling kunjung tersebut telah meningkatkan hubungan bilateral RI-PNG dalam berbagai bidang; politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan pendidikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement