Selasa 22 Nov 2011 11:00 WIB

Buah dari Hutan Rimba Kalimantan Banjiri Banjarmasin

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN - Berbagai jenis buah-buahan yang berasal dari hutan rimba Kalimantan Selatan mulai bermunculan di beberapa sentra perdagangan buah di Kota Banjarmasin.

Seperti terlihat di bilangan Pasar Sentra Antasari dan Pasar Kertak Hanyar Banjarmasin, Selasa, buah rimba dijual dengan harga beravariasi tetapi lebih murah dibandingkan buah hasil budi daya.

Buah rimba Kalsel itu, seperti mundar, kalangkala, kapul, ramania, mentega, tiwadak, kasturi, katapi suntul, hambawang, asam pulasan (putar), binjai, rambai, manggis, dan beberapa jenis lagi yang lain.

Harga buah rimba seperti buah hambawang dijual hanya Rp 1.000 per biji, dibandingkan dengan mangga yang seharga Rp 2.000 per biji, maka buah rimba sangat murah.

Begitu juga dengan buah rimba kapul Rp 2.000 per ikat (satu ikat 10 biji), rambai Rp 2.000  per ikat, Sementara buah mangggis hutan seharga Rp 1.000 per biji atau Rp 10.000 per ikat, dengan isi 10 biji.

Selain buah rimba kini mulai membanjir jenis buah-buahan budi daya seperti durian, rambutan, langsat, mangga, salak, pisang, dan beberapa jenis lagi.

Menurut Ny Hasnah penjual buah rimba, jenis buah rimba itu baru sebagian yang berbuah sementara beberapa jenis lainnya masih belum panen. Buah jenis ini didatangkan dari kawasan Hulu Sungai atau Banua Enam (enam kabupaten Utara Kalsel) serta dari Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.

Sementara harga buah-buahan lainnya, hasil pemantauan seperti durian antara Rp 10 ribu hinggga Rp 20 ribu per biji, tiwadak (cempedak) antara Rp 10 ribu hinggga Rp 15 ribu per kilogram, salak Rp 7.000 per kilogram, semangka Rp 1.500 per kg, manggga gadung Rp 10.000 per kg, pisang mahuli Rp 5.000 sisir.

Keunggulan buah rimba tersebut di samping memiliki rasanya yang khas dan enak, juga memiliki tampilan yang menarik.

Hampir semua jenis buah-buahan rimba Kalimantan tersebut juga mengandung nilai gizi yang cukup tinggi, dan ada beberapa buah-buahan rimba ini dikonsumsi sebagai obat tradisional.

Hanya saja tanaman buah rimba ini kurang terpelihara dengan baik bahkan belakangan ada yang mulai punah setelah kayunya terus ditebang untuk dibuat papan dan jenis kayu olahan lainnya, menyusul kian langkanya kayu hutan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement