Sabtu 15 Oct 2011 21:09 WIB

Freeport Minta Aparat usut Penembakan 2009

Tambang Freeport di Papua
Tambang Freeport di Papua

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA - Presiden Direktur & CEO PT Freeport Indonesia Armando Mahler meminta aparat berwenang mengusut tuntas berbagai kasus penembakan yang terjadi di areal PT Freeport sejak 8 Juli 2009 hingga Jumat (14/10) yang menewaskan tiga karyawan PT Puri Fajar Mandiri. Melalui media video jarak jauh dari Tembagapura, Sabtu, Armando mengatakan dalang berbagai kasus penembakan di areal Freeport harus dicari dan dibongkar hingga tuntas.

"Kalau pelakunya tidak diseret ke meja hijau atau lembaga peradilan maka perasaan karyawan, masyarakat, anak-anak dan ibu-ibu pasti akan tertekan dan takut. Kami karyawan Freeport adalah rakyat Indonesia yang punya hak azasi untuk hidup aman dan tenteram dan dilindungi oleh negara. Mohon aparat berwenang dapat mengusut siapa dalang pelaku teror selama ini," ujar Armando.

Menurut dia, penembakan brutal yang terjadi di areal kerja PT Freeport di Mimika, Papua sejak 8 Juli 2009 hingga saat ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Selama periode lebih dari dua tahun itu, katanya, sudah delapan orang karyawan PT Freeport maupun perusahaan kontraktornya dan aparat keamanan yang tewas akibat ditembak oleh orang tak dikenal. Selain itu, sekitar 40 orang lainnya mengalami luka-luka.

Menyikapi kasus teror penembakan yang tak kunjung henti itu, menurut Armando, komunitas karyawan PT Freeport merasa terancam keselamatan diri dan keluarga mereka.

"Selama ini kami semua bekerja dan berjuang demi negara. Ada 22 ribu karyawan Freeport yang bekerja keras memberikan kontribusi yang cukup besar kepada negara. Sampai kuartal III tahun ini kontribusi PT Freeport untuk negara mencapai 2 miliar dollar AS," jelas Armando.

Ia menegaskan, seluruh komunitas karyawan PT Freeport menyesalkan belum terungkapnya berbagai kasus penembakan yang terjadi selama ini.

"Yang kami sesalkan sejak Juli 2009 sampai saat ini orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu belum bisa dihadapkan ke persidangan untuk menjalani proses hukum," tutur Armando.

Keluarga besar PT Freeport, katanya, saat ini dalam situasi berduka cita atas meninggalnya Petrus Ayamiseba, karyawan PT Pangansari Utama saat bentrokan di Terminal Gorong-gorong Timika pada Senin (10/10) dan juga atas meninggalnya tiga karyawan PT Puri Fajar Mandiri di ruas jalan Tanggul Timur menuju Kampung Nayaro, Jumat (14/10) sekitar pukul 15.15 WIT.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement