Selasa 04 Oct 2011 11:49 WIB

Pihak RS Kucing-kucingan Jual Susu Formula

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Djibril Muhammad
Susu formula (ilustrasi)
Foto: www.tanyadokteranda.com
Susu formula (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Upaya menertibkan RS (rumah sakit) agar tak menjual susu formula kepada ibu bayi yang baru melahirkan, tak semudah membalikkan telapak tangan. Kendati sudah ada larangan mengenai hal itu, ternyata hingga kini masih saja banyak pengelola RS yang membandel.

Hal tersebut diakui Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih. Padahal, saat ini sudah terbit Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 450 Tahun 2004, mengenai pemberian ASI (Air Susu Ibu) ekskusif kepada bayi yang baru lahir hingga usia enam bulan di setiap RS atau sejenis dan dilarang menjual susu formula kepada pasien.

"Kita sudah berulangkali memperingatkan, tapi sampai saat sekarang masih saja yang melanggar," katanya, kemarin.

Malah, menurut Siti, pihaknya sering main kucing-kucingan dengan RS. Saat melakukan inspeksi, tak ditemukan kasus jual susu formula. Tapi, begitu lengah sedikit, praktik 'nakal' itu terjadi lagi. Sementara, pihaknya tak dapat melakukan pengawasan setiap saat.

Menurut Siti, setiap kali inspeksi ke RS, rumah bersalin, bidan praktik bersalin, masih ditemukan praktik jual susu formula kepada bayi pasien. Model penjualan dalam satu paket perawatan persalinan. Sepertinya, sudah ada kesepakatan antara RS dengan produsen susu. Di sini, pertimbangan uanglah yang 'berbicara'.

Masih menurut Siti, sebenarnya tidak hanya menjual susu formula saja yang dilarang. Memasang iklan susu formula di RS maupun tempat praktik persalinan kebidanan, juga dilarang. Tapi kenyataannya, masih saja banyak yang nekad melanggar.

Selama ini, sanksi yang diberikan berupa peringatan keras kepada RS -- bila kedapatan menjual susu formula. Kecuali dalam kondisi pertimbangan khusus masih diperbolehkan. Tetapi, itupun tidak berlaku untuk selamanya.

Meski demikian, Siti mengaku bersyukur, sekarang pihak pengelola RS sudah mulai menyadari tentang hal ini. Malah, juga sudah mulai mengkampanyekan program IMD (Inisiasi Menyusui Dini).

Ternyata, niat baik semacam ini membutuhkan kesadaran bersama dari banyak pihak. Demikian juga dengan program kampanye IMD, ini menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya kunsumsi ASI bagi bayi. Banyak manfaat bagi bayi bila mengkunsumsi ASI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement