Ahad 25 Sep 2011 17:16 WIB

Polisi Malaysia Bikin Ulah, Pukuli Nelayan Indonesia dan Rampas Ikan Tangkapan

Rep: Nian Poloan/ Red: Stevy Maradona

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN– Tindakan main hakim sendiri, masih terus dilakukan aparat keamanan Malaysia terhadap nelayan atau ABK dariIndonesia. Limaorang nelayan tradisional asal Belawan,Medan, Sumatera Utara (Sumut) mengalami babak belur dan luka akibat dipukul oleh oknum aparat Polisi Diraja Laut Malaysia. Para nelayan mengaku tidak ada melakukan pelanggaran batas wilayahIndonesia–Malaysia.

“Perahu kami disergap petugas patroli laut Malaysia, sekitar 50 mil dari garis pantai Belawan dan selanjutnya saya bersama empat orang nelayan lainnya dihajar hingga babak belur dan luka-luka,” kata Herman, salah satu dari lima nelayan Belawan yang mengaku dianiaya oleh aparat kemanan Malaysia, Ahad (25/9).

Dia menuturkan, perahu yang mereka tumpangi saat disergap oleh kapal patroli aparat keamananMalaysiamasih berada di wilayah perairanIndonesiaatau sekitar posisi 04.19.12,0 Lintang Utara (LU) dan 098.17,15 Bujur Timur (BT). Perahu mereka kemudian ditahan selama hampir 1,5 jam dan menganiaya seluruh nelayan Indonesiaini, karena dianggap mencuri ikan di perairan negeri jiran tersebut.

Amri selaku tekong atau nakhoda perahu berkapasitas tiga gross ton merupakan salah satu korban yang mengalami cidera serius, di antaranya di bagian dada dan kepala. Empat nelayan lain yang menjadi korban penganiayaan, masing-masing Herman, Syahruddin, Mustafa dan Ari alias Bobot. “Mereka menghajar saya dan kawan-kawan dengan gagang senjata jenis M-16,” papar Herman.

Selain menganiaya nelayanIndonesia, oknum aparatMalaysiaberseragam biru itu juga merampas sekitar 200 kilo gram ikan kakap hasil tangkapan nelayan tersebut. Setelah itu mereka kemudian melepas begitu saja kapal nelayan ini, tanpa pernah menjelaskan apa kesalahan nelayan asal Belawan ini hingga dianiaya dan dirampas hasil tangkapan ikannya. “Kami punya bukti, bahwa kami masih berada di perairanIndonesia,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement