Ahad 11 Sep 2011 19:38 WIB

Kumpulan Massa di Ambon Hanya Untuk Berjaga-Jaga

Rep: c20/ Red: cr01
Sejumlah mobil dibakar massa saat kericuhan yang terjadi di Kota Ambon, Ahad (11/9). Kericuhan tersebut terjadi akibat warga terprovokasi menyusul meninggalnya salah satu tukang ojek akibat kecelakaan lalu lintas tunggal.
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Sejumlah mobil dibakar massa saat kericuhan yang terjadi di Kota Ambon, Ahad (11/9). Kericuhan tersebut terjadi akibat warga terprovokasi menyusul meninggalnya salah satu tukang ojek akibat kecelakaan lalu lintas tunggal.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON – Kondisi Kota Ambon pasca rusuh sudah relatif tenang. Meskipun masih ada pengumpulan massa di sejumlah titik dalam kota, menurut tokoh Maluku, Tamrin Eli, hanya sebatas untuk berjaga.

"Pengumpulan massa adalah hal biasa. Ini terjadi untuk berjaga setelah tidak adanya kejelasan penyebab meninggalnya mayat yang ditemukan di wilayah gunung Nona," terang Eli pada Republika, Ahad (11/9).

Menurut Eli, kerusuhan ini bukanlah konflik antar kelompok bahkan agama. Penyebabnya, kata dia, hanyalah lambannya pihak polisi yang memberi kejelasan atas kondisi yang sebenarnya terjadi. Banyak persepsi yang beredar di masyarakat. "Identitas dan asal mayat yang ditemukan tidak ada kejelasan. Ada yang mengatakan dia berasal dari daerah A, ada yang bilang dari daerah B, dan seterusnya. Semuanya tidak jelas," kata Eli.

Eli memang mendapati titik-titik pengumpulan massa dalam perjalanannya ke Pulau Seram. Bahkan Raja Batu Merah juga ikut dalam kumpulan massa itu mendampingi rakyatnya untuk berjaga.

Eli menegaskan, kumpulan massa maupun kerusuhan itu hanyalah reaksi dari lambannya kejelasan dari pihak kepolisian. Padahal penemuan mayat sudah ditangani pihak kepolisian sejak awal. "Diduga penyebab kematian mayat itu adalah kecelakaan, karena jalan tempat ditemukannya mayat sedang diperbaiki," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement