Jumat 09 Sep 2011 13:01 WIB

Duh...60 Hektare Tanaman Tembakau Merapi Diserang Cendawan

Tembakau
Tembakau

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN - Sekitar 60 hektare lahan tembakau di lereng Merapi yang berada di wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, diserang penyakit cendawan, sehingga mengakibatkan tanaman layu.

"Dari 600 hektare lahan tembakau di wilayah Manisrenggo, 10 persennya ditengarai terserang penyakit cendawan hingga daun menjadi layu dan mati," kata Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Klaten yang bertugas di Kecamatan Manisrenggo Ledung Warsidi di Klaten, Jumat (9/9).

Ia menjelaskan, penyakit cendawan tumbuh akibat struktur tanah yang relatif basah dan lembab, mengingat wilayah lereng Merapi merupakan daerah dataran tinggi yang cenderung mengalami hal tersebut.

Selain itu, kata dia, pengelolaan tanah yang kurang sempurna sebelum ditanami dan rendahya kadar bahan organik dalam tanah juga memicu tumbuhnya penyakit ini.

Meski demikian, temuan penyakit tersebut belum dibenarkan oleh Kepala Bidang Perkebunan dan Kehutanan Dinas Pertanian Klaten, Wiwid.

"Belum ada laporan penyakit cendawan yang menyerang tembakau sejak musim tanam Mei lalu di wilayah Klaten," katanya.

Ia membenarkanc ada tanaman tembakau yang mengalami layu daun. Tetapi kemungkinan besar hal itu diakibatkan oleh pola tanam yang tidak serentak dan pengolahan tanah yang kurang baik.

Namun jika benar penyakit cendawan yang menjadi penyebab layunya tanaman tembakau di Klaten, pihaknya akan segera menindaklanjuti untuk dilakukan penanganan dan pencegahan agar serangannya tidak meluas.

Sementara itu, Sardino, salah satu petani tembakau yang ditemui di Desa Nangsri, Manisrenggo, mengatakan, sejak beberapa bulan lalu beberapa batang tanaman tembakau miliknya sempat mengalami layu secara tiba-tiba.

"Saat tanaman tembakau berusia antara 20-25 hari, tiba-tiba mengalami layu tanpa ada pertanda yang bisa dideteksi sebelumnya. Memang tak semua tanaman mengalami seperti itu, tetapi mampu membuat kami resah," ungkapnya.

Pardi, petani lain, mengatakan bahwa penyakit layu tersebut awalnya menyerang bagian akar tanaman. "Akar sudah diserang, namun daun masih tampak hijau, sehingga kami tahunya tanaman baik-baik saja. Namun selang sehari, seluruh bagian tanaman yang diserang tersebut sudah layu," ujarnya.

Menurutnya, para petani di sana baru pertama kali mengalami hal demikian, sehingga tak tahu jenis penyakit apa yang sedang menyerang tanaman mereka tersebut.

"Upaya yang dilakukan para petani adalah melakukan pemantauan terhadap akar-akar tanaman tembakau. Jika terlihat ada yang sudah mengering, tanaman langsung dicabut dan dibakar karena khawatir jika yang menyerang adalah sejenis virus, maka penyebarannya ke tanaman lain akan cepat," tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement