Senin 22 Aug 2011 16:02 WIB

Wartawan Indosiar di Sultra Ditikam Saat Meliput

Indosiar
Foto: .
Indosiar

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI - Wartawan Indosiar, Doni Oktayudha (31) yang sedang melakukan peliputan di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi sasaran penikaman oknum pengunjukrasa.

Informasi yang dihimpun di Kendari, Senin, menyebutkan korban Doni yang ditikam menggunakan senjata tajam jenis keris di Jl Ahmad Yani mengalami luka robek pada tangan sebelah kiri dan jari kaki sebelah kanan. "Saya diserang menggunakan senjata tajam saat merekam aksi unjukrasa. Tidak tahu kesalahan saya," kata Doni usai menjalani perawatan di rumah sakit Bhayangkara Polda Sultra.

Sebelum insiden penikaman wartawan Doni, sejumlah warga menggelar unjukrasa di Mapolres Kendari. Mereka menyuarakan proses hukum terhadap pelaku pembunuhan siswa salah satu SMU di Kota Kendari akhir Juli 2011 lalu.

Dalam perjalanan pulang dari Mapolres Kendari massa tiba-tiba memeriksa setiap warga yang melintas di bilangan jalan Wua Wua kemudian menanyakan etnis atau suku tertentu disertai penganiayaan.

Komunitas pers yang terdiri dari beberapa organisasi kewartawanan baik media cetak, televisi dan media online menyampaikan keprihatinan di Mapolres Kendari.

Kapolres Kendari AKBP Yuyun Yudhantara didampingi Kabib Humas Polda Sultra AKBP Fahrurozzi mengatakan kepolisian sedang melakukan pengejaran terhadap oknum pelaku. "Tidak ada istilah pilihan dalam menegakan hukum. Bukan memandang siapa korban atau siapa pelaku tetapi hukum ditegakan berdasarkan bukti," kata Kapolres Yuyun.

Pengurus PWI Sultra Sarjono mengatakan kepolisian harus bertindak tegas dan cepat menangkap pelaku karena aksi mereka sudah bersifat provokasi. "Ada apa mereka memeriksa setiap warga yang melintas kemudian menanyakan identitas lalu melakukan penganiyaan. Kalau tidak ada tindakan tegas dari aparat bisa memicu konflik," kata Sarjono.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen Kendari, Mirwan mengaku prihatin dengan peristiwa penikaman wartawan Indosiar saat melakukan tugas peliputan.

"Wartawan selalu menjujung tinggi etika dan kesadaran bersama memelihara keamanan dan ketertiban daerah ini. Kita semua berharap kepolisian segera mengungkap motif dan menangkap pelaku agar tidak menimbulkan keresahan," kata Mirwan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement