Selasa 28 Jun 2011 23:56 WIB

Segerombolan Monyet Obrak-abrik Kebun Warga di Lebak

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK - Kawanan monyet di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, selama dua pekan terakhir merusak kebun milik warga diduga karena ketersediaan makanan menipis di habitatnya. "Kami tidak menyangka monyet itu merusak tanaman kacang tanah dan pisang. Mungkin karena makanan di habitatnya menipis," kata Mimin (45) warga Curug Lebak, Desa Cimangenteung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa (28/6).

Ia meminta Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak segera menyelamatkan populasi monyet karena mereka terancam kelaparan. "Apabila mereka dibiarkan, dipastikan akan lebih banyak tanaman milik warga yang rusak seperti pisang, jagung, pepaya, kacang, dan singkong," katanya.

Menurut dia, diperkirakan jumlahnya populasi monyet mencapai ratusan yang menyerang perkebunan warga. Puluhan hektare tanaman jagung, kacang, pisang dan singkong milik warga kedua desa yakni Cimangenteung dan Narimbang Mulya, Kecamatan Rangkasbitung.

Saat ini, kata dia, warga mengalami kerugian akibat kerusakan tanaman tersebut. "Semestinya, kami sudah memanen kacang tanah, namun kini rusak akibat dimakan monyet," katanya.

Begitu pula Pardi (50) seorang petani mengaku serangan monyet ke perkebunan itu membuat warga khawatir karena tanamannya rusak dan tidak bisa dipanen. Sebetulnya, kata dia, satwa kera itu sudah lama mengganggu dan merusak tanaman warga, namun serangan mereka tidak sebringas sekarang karena tingkat kerusakannya lebih parah.

"Kami tidak berani membunuh karena binatang itu dilindungi pemerintah," katanya menjelaskan.

Kepala Bidang Produksi Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak Asep Mauladi mengaku pihaknya akan meninjau ke lokasi populasi monyet yang merusak tanaman milik warga.

Kemungkinan kera yang merusak tanaman warga akibat menipisnya sumber makanan berupa dedaunan di hutan lindung di wilayah itu. "Kami dalam waktu dekat ini akan berupaya menyelamatkan populasi monyet itu agar tidak punah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement