Selasa 07 Jun 2011 17:29 WIB
Gunung Dieng

Trauma Tragedi Sinila, Warga Simbar Menolak Mengungsi

Warga menjaga desanya yang ditinggal mengungsi
Warga menjaga desanya yang ditinggal mengungsi

REPUBLIKA.CO.ID,BANJARNEGARA--Sejumlah warga Dusun Simbar, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, enggan mengungsi meskipun rumah mereka berada dalam radius bahaya gas beracun Kawah Timbang, Gunung Dieng.

"Kami trauma kalau mengungsi. Kami tak ingin terjadi penjarahan massal seperti pada saat peristiwa Sinila tahun 1979 terulang lagi," kata seorang warga Dusun Simbar RT 05 RW 04, H Torip (66), Selasa (7/6).

Saat peristiwa Sinila yang memakan korban 149 jiwa, kata dia, seluruh warga Dusun Simbar mengungsi selama 40 hari. Akan tetapi ketika kembali dari pengungsian, lanjutnya, sebagian besar warga Simbar kehilangan harta benda.

"Ketika kami mengungsi, ternyata terjadi penjarahan massal terhadap rumah-rumah yang kosong. Kami tidak ingin hal itu terulang lagi," katanya.

Menurut dia, harta benda yang dijarah waktu itu berupa pintu, dinding kayu, dan perabotan lainnya. "Padahal saat ini warga memiliki televisi, mesin disel, karpet, dan sebagainya," kata dia menjelaskan.

Sementara itu, Mutamalin (37) mengatakan, warga Simbar berkeyakinan gas beracun dari Kawah Timbang tidak akan menjangkau dusun mereka.

Ia mengatakan, berdasarkan cerita orang tua, adanya korban dalam peristiwa Sinila tersebut akibat warga salah jalur evakuasi sehingga terjebak gas beracun yang muncul dari rekahan.

"Kami juga telah memahami sifat gas yang dikeluarkan Kawah Timbang sehingga kami tetap berani ke ladang walaupun dilarang," katanya.

Menurut dia, Kawah Timbang mengeluarkan gas pada malam hari dan cuaca berkabut sehingga warga akan pergi ke ladang mulai pukul 06.00 WIB hingga 15.00 WIB karena gas CO2 tersebut akan terurai oleh sinar matahari.

Selain itu, kata dia, warga juga telah memahami jalur-jalur yang aman dari ancaman gas beracun. "Kami tetap tinggal di sini karena tidak ingin adanya penjarahan seperti dulu," katanya.

Secara terpisah, petugas Media Center Posko Penanggulangan Bencana Kecamatan Batur, Anhar mengatakan, sebaiknya warga bersedia dievakuasi demi keselamatan. "Masalah rumah yang kosong karena ditinggal mengungsi, kan sudah ada petugas dari kepolisian yang berjaga di sekitar dusun," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement