Selasa 03 Aug 2010 06:53 WIB

Ada Perbaikan Jalan, Jalinsum Lampung Macet Hingga 5 Km

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG--Setiap hari, ratusan kendaraan mengantre dan macet saat melintas di jalan lintas Sumatra (Jalinsum) Pelabuhan Bakauheni-Bandar Lampung. Hal ini disebabkan adanya perbaikan jalan di KM 79/80 Dusun Panegolan, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan.

Tidak selesainya perbaikan jalan yang amblas ini berdampak kemacetan panjang hingga lima kilometer setiap hari. Selain itu, sejumlah kendaraan truk angkutan barang pun menumpuk di kantong parkir Pelabuhan Bakauheni karena tiba secara massal setelah rela mengantre berjam-jam lamanya dari kota Bandar Lampung.

Manajer Operasional PT ASDP Bakauheni Lampung, Zailis Anas, menyatakan kerusakan jalan telah menyebabkan adanya antrean truk barang yang masuk kapal untuk menyeberang ke Pelabuhan Merak, Provinsi Banten. "Memang ada pengaruhnya di pelabuhan karena truk datang bersamaan," ungkap Zailis, Senin (2/8).

Ia menyebutkan PT ASDP juga tidak tahu kapan selesainya perbaikan tersebut. Dengan kemacetan ini, tentu saja berpengaruh negatif terhadap jumlah muatan kapal pada setiap keberangkatan.

Banyak kapal feri yang tidak berisi penuh angkutan kendaraan gara-gara truk yang datang ke pelabuhan sedikit. "Benar, sering ada penurunan jumlah truk yang menyeberang," ujarnya.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung berjanji mempercepat perbaikan jalan untuk mudik Lebaran 2010. Namun, Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan, Sutono, pernah menyatakan pesimistis sisa waktu yang ada mencukupi untuk memperbaiki kerusakan seluruh jalan.

Alasan dia, anggaran perbaikan jalan terutama jalan provinsi pun sangat kecil, yakni hanya Rp 85 miliar untuk 2010. Dari data di Dinas Bina Marga Lampung, anggaran yang pemeliharaan senilai Rp 85 miliar hanya bisa digunakan Rp 65 miliar karena sisanya digunakan untuk infrastruktur awal kota baru Natar. Namun, pada pemprov mengusulkan anggaran perbaikan infrastruktur pada APBD Perubahan senilai Rp75 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement