Rabu 15 Feb 2012 21:22 WIB

AM Saefuddin, Membumikan Ekonomi Islam

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI – Upaya menerapkan ekonomi syariah mulai gencar dilakukan di Kabupaten Sukabumi. Langkah tersebut untuk mewujudkan Kabupaten Sukabumi sebagai miniatur ekonomi syariah Indonesia.

Salah satunya dengan mendatangkan pakar ekonomi Islam, AM Saefuddin, untuk membedah bukunya yang berjudul ‘Membumikan Ekonomi Islam’, Rabu (15/2). Bedah buku ini merupakan salah satu bagian dari program utama pencapaian Sukabumi sebagai miniatur ekonomi Islam yang dicanangkan akhir 2011 lalu.

"Saya menyambut positif penerapan ekonomi syariah di Sukabumi," ungkap AM Saefuddin, yang juga mantan Menteri Pangan dan Hortikultura, di era Presiden BJ Habibie. Penerapannya dinilai mampu mengangkat potensi ekonomi Sukabumi secara lebih baik.

AM Saefuddin mengatakan, saat ini sistem kapitalis dan sosialis dalam masa kejatuhannya. Sehingga sistem ekonomi Islam harus muncul sebagai jawaban untuk peningkatan kesejahteraan umat. Parameter penerapan ekonomi syariah bisa diihat dari kehadiran pegadaian syariah, bank syariah, dan asuransi syariah.

Menurut AM Saefuddin, keberadaan pegadaian syariah misalnya paling dekat dengan warga miskin. Namun sayangnya, di Kabupaten Sukabumi belum berdiri pegadaian syariah. Padahal, sejak sepuluh tahun yang lalu Kabupaten Sukabumi telah mendeklarasikan diri melakukan penegakan syariat Islam (PSI).

Dalam lima tahun ke depan, AM Saefudin berharap pegadaian syariah dapat berdiri di Kabupaten Sukabumi, sebagai salah satu implikasi penerapan ekonomi syariah. Selain pegadaian, warga Sukabumi juga harus mengalihkan tabungannya dari bank riba menuju bank syariah.

Salah satu penggagas ekonomi syariah di Sukabumi sekaligus Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Skabumi, Musthafa Kamal, mengatakan acara bedah buku AM Saefuddin merupakan salah program penerapan ekonomi syariah. Pada 2012 ini ada Sembilan program yang bertujuan untuk membangun Sukabumi sebagai miniatur ekonomi Islam.

Selain bedah buku, program lainnya antara lain sosialisasi, pelatihan calon pengusaha muda, mewujudkan 47 titik KUM3 (Komunitas Usaha Mikro Muamalat berbasis Masjid) dan Desa Peradaban Zakat (DPZ).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement